DIDAULATNYA Kaesang sebagai ketua umum PSI tanpa melalui proses yang lazim dan dalam waktu yang sangat di luar kelaziman (sangat singkat), tentu saja menyampaikan pesan banyak hal.
Selain menyampaikan pesan banyak hal, fenomena ini juga mempunyai dampai prespektif politik.
Adapun di antara pesan yang bisa sampai kepads publik dengan didaulatnya Kaesang menjadi ketua umum PSI adalah, Pertama, konsistensi PSI terhadap jokowi.
PSI membuktikan konsistensi terhadap sikap politik Jokowi.
Tidak hanya sekadar mengikuti arahan dan kecenderungan keberpihak Jokowi dalam merespon Pemilu 2024, namun konsistensi ini pun sampai pada penyerahan tahta tertinggi di PSI kepada anak bungsu Jokowi, Kaesang.
Walaupun tidak melalui mekanisme yang lazim, bahkan PSI mengorbankan lazimnya periodesasi kepemimpinan.
Bisa kita bayangkan, dalam beberapa tahun terakhir PSI sudah mengalami 2 kali pergantian ketua umum, yaitu Giring dan Kaesang.
Baca Juga: Ingin Bersaing Dengan iPhone, Google Siap Merilis Seri Pixel 8
Kedua, simbiosis mutualisme. Dengan "secepat kilat" Kaesang yang tidak mempunyai pengalaman apapun dalam dinamika politik, kecuali hanya anak seorang presiden, Kaesang langsung nangkring ditahta tertingi PSI.
Padahal tentu saja sudah banyak yang "berdarah-darah" kader yang berjuang PSI sejak awal berdirinya.
Kondisi ini memberikan pesan PSI sangat diuntungkan dengan keberadaan Kaesang di ketua umum.
Baca Juga: Seorang Guru Madrasah Aliyah di Demak Tiba-tiba Dibacok Siswa Saat Mengajar
Minimal akan mampu mendongkrak signifikan suara PSI di pemilu 2024 mendatang.