Itu menjadi salah satu tugas besar tim pelatih dan seluruh staf.
Baca Juga: Hati-hati, Bakar Sampah Sembarangan di Kota Bogor bakal Didenda Rp 10 Juta
’’Dalam hitungan 1 sampai 100, skill atau fisik anak-anak Papua sudah 50 ke atas, tinggal dibentuk. Tapi, karakter dan mindset masih harus dikembangkan lagi. Supaya mereka tidak hanya sukses di sepak bola, tetapi juga di hal-hal lain,’’ jelas pelatih kepala Papua Football Academy Ardiles Rumbiak.
’’Hasilnya ada perubahan besar setahun terakhir. Mereka berani berbicara public speaking, berani hidup bersih. Progres di setiap mata pelajaran juga meningkat,’’ imbuh pelatih 37 tahun itu.
Nah, segala program di PFA dijalankan sesuai dengan prinsip FIFA Child Safeguarding.
Yaitu, sebuah panduan yang dibentuk FIFA untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah terjadinya segala bentuk kekerasan pada anak-anak.
PFA adalah akademi pertama di Indonesia yang mengadopsi prinsip tersebut.
’’Di FIFA Child Safeguarding, ada lima prinsip menjaga anak-anak. Kami sesuaikan jadi tujuh prinsip,’’ ujar Direktur Akademi Papua Football Academy Wolfgang Pikal.
Baca Juga: Pelantikan Anggota Bawaslu Kabupaten dan Kota Terpilih Molor Lagi, DPR Ungkap Ini
’’Itu yang jadi dasar kami menyusun. Pertama regulasi yang ada di sini, kedua best practice-nya seperti apa, serta ketiga kurikulum baik dari sisi sepak bola maupun akademik,’’ imbuhnya. (rizka perdana putra/c17/ali)
Artikel Terkait
Dana Koni Minim, Sepak Bola Jawa Timur Terancam Absen di PON
Pengamat Sepak Bola Sebut Laga Indonesia vs Argentina Tetap Seru dan Menarik Meski Tanpa Messi
Pemilik RANS Nusantara FC, Raffi Ahmad Sebut Kelola Klub Sepak Bola Kayak Mengurus Anak
Juara Dunia Tinju Kelas Berat Oleksandr Usyk Dikontrak Klub Jadi Pemain Sepak Bola
Indonesia Gabung Grup F dari Hasil Undian Grup Cabor Sepak Bola Putra Asian Games 2023
Pengamat Sepak Bola Nasional Nilai Sikap Erick Thohir Pada Korban Kanjuruhan Elegan dan Humanis
Teken Kerja Sama, Ini yang Akan Dilakukan BEI dan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia Untuk Para Atlet