RBG.id – Presiden Republik Indonsia (RI) Joko Widodo meresmikan pabrik pupuk Nitrogen, Phospor, dan Kalium (NPK) PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Kabupeten Aceh Utara, Provinsi Aceh, pagi ini, Jumat (10/2).
Ia berharap dengan diresmikannya pabrik tersebut, suplai pupuk nasional bisa meningkat. Mengingat, kebutuhan pupuk di Indonesia yang mencapai 13,5 juta ton, baru terpenuhi sebesar 3,5 juta ton.
“Setiap saya ke desa, setiap saya masuk ke sawah ketemu petani selalu yang disampaikan adalah, ‘Pak pupuk enggak ada. Pak, pupuk harga tinggi’. Kalau enggak ada, kalau suplainya turun, artinya harga pasti naik otomatis, apalagi yang bersubsidi. Inilah problem besar kita yang harus kita atasi,” tutur Jokowi dalam rilis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, hari ini.
BACA JUGA: Pencarian Pilot Susi Air Belum Membuahkan Hasil, Panglima TNI Bilang Begini
Ia menekankan bahwa kenaikan harga pupuk merupakan salah satu pemicu terjadinya kenaikan harga pangan. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan pupuk sangat penting untuk diperhatikan guna menjaga stabilitas harga pangan di Indonesia.
“Hampir di semua negara sekarang ini harga pangan naik sangat drastis sekali. Problemnya adalah karena perubahan iklim, yang kedua adalah masalah pupuk, karena perang di Ukraina, karena produsen pupuk Rusia, produsen pupuk Ukraina itu sangat gede sekali. Itu mengguncangkan sisi pertanian hampir di semua negara. Produksi, produktivitas menjadi turun, akhirnya output-nya berkurang, harga menjadi naik,” jelasnya.
Sementara itu, terdapat 2 pabrik pupuk yang telah berhenti beroperasi di Aceh. Pabrik pupuk tersebut dimiliki oleh PT Aceh ASEAN Fertilizer (AAF) dan PT PIM sebab terkendala pasokan gas.
BACA JUGA: Kejam, Perempuan Muda Ditinggal di Pinggir Tol Usai Diperkosa dan Dianiaya
Guna menyelesaikan persoalan tersebut, Jokowi mengaku bahwa dirinya sudah meminta Eric Thohir selaku Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Itulah yang saya tugaskan saat itu kepada Menteri Erick Thohir, untuk bisa dijalankan dua-duanya. Tapi ini baru dijalankan yang PIM-nya, AAF-nya masih ada banyak masalah yang harus dilihat dan dihitung. Oke, jalan dulu satu enggak apa-apa, PIM I-PIM II jalanin, kebutuhan gas dicairkan,” ujar Jokowi.
Lebih lanjut, ia berharap pabrik PIM yang dibangun dengan alokasi anggaran sejumlah Rp 1,7 triliun, baik untuk sarana pelabuhan utama ataupun industri NPK, mampu memproduksi hingga kapasitas maksimal 570 ribu ton.
“Saya minta betul-betul komitmen Kementerian BUMN, komitmen Pupuk Indonesia, komitmen di manajemen PIM sendiri, betul-betul mencari solusi, mencari jalan keluar untuk urusan gas, karena kuncinya ada di situ. Sedangkan keluar betul nanti output terpasang sesuai yang kita inginkan, 570 (ribu ton),” ucapnya.
Ikuti berita menarik lainnya di Google News
Artikel Terkait
Prabowo Muji Presiden Jokowi Setinggi Langit, Ada Apa?
Jokowi Tegaskan TNI dan Polri untuk Terus Menjaga Situasi Kondusif dan Mendukung Kebijakan Pemerintah
Peringati Hari Pers Nasional, Jokowi Sebut Dunia Pers Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Tinjau Bahan Pangan di Pasar Bakti Kota Medan, Jokowi: Kondisi baik
Resmikan 2 Terminal di Sumut, Jokowi Arahkan Masyarakat Pakai Transportasi Massal