RBG.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, membenarkan telah terjadi peretasan terhadap dokumen negara. Peristiwa ini tengah dibahas oleh pemerintah.
“Saya pastikan itu benar terjadi saya sudah mendapat bahwa itu benar terjadi. Saya sudah mendapat bahwa itu memang terjadi saya sudah dapat laporannya itu dari BSSN, dan kemudian analisa Deputi VII,” kata Mahfud di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (12/9).
Kendati demikian, Mahfud memastikan tidak ada data rahasia yang bocor. Menurutnya, data yang tersebar adalah data umum yang bisa diakses orang banyak.
“Sebenarnya bukan data yang rahasia yang bisa diambil di mana-mana dan kebetulan sama, oleh sebab itu masih didalami, pemerintah masih rapat tentang ini. Jadi belum ada yang membahayakan,” jelasnya.
Diketahui, seorang peretas yang mengatasnamakan sebagai Bjorka mengaku telah berhasil menembus keamanan sistem Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebanyak 679.180 dokumen dan surat rahasia Presiden berhasil diretas.
Kabar ini tersiar di media sosial Twitter. Akun @darktracer_int menyebarkan sebuah thread berjudul “Transactions of Letters and Documents to the President of Indonesia 679K” yang diunggah pada Jumat (9/9) malam. Bjorka menyebut surat dan dokumen yang dibobol merupakan transaksi pada 2019-2021.
Bjorka juga mengklaim dari hasil peretasan ini terdapat surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Bjorka mengancam akan menyebarkan seluruh data-data Presiden yang berhasil diretas. (jpc)