RBG.ID, JAKARTA - Indonesia melaporkan kasus pertama cacar monyet. Ia adalah pria berusia 27 tahun dan memiliki catatan riwayat perjalanan ke luar negeri. Meski begitu, Kementerian Kesehatan menolak membeberkan lebih jauh terkait profil pasien. Ketika disinggung bahwa cacar monyet menyerang kelompok rentan seperti LGBT, Kementerian Kesehatan juga menegaskan bahwa penyakit cacar monyet jangan sampai menimbulkan stigma.
’’Saya tak akan sebutkan pasien punya riwayat tertular habis perjalanan dari negara mana,” tegas Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril kepada wartawan, Sabtu (20/8).
Ketika ditanya apakah pasien masuk dalam kelompok LGBT, Syahril menegaskan agar masyarakat jangan mengaitkan penyakit cacar monyet hanya menyerang kelompok tertentu. Ia menegaskan bahwa cacar monyet tertular lewat kontak erat seperti bersentuhan, berpelukan, tidur bersama, hingga dari barang-barang yang disentuh pasien seperti handuk dan selimut.
’’Ingat ya, cacar monyet tak menyerang kelompok-kelompok tertentu ya, tetapi menular karena kontak erat saja. Semua orang yang kontak erat dengan pasien, dia risiko tinggi penularan,” ungkapnya.
Syahril menjelaskan, semua orang memiliki risiko sama dengan siapa saja. Artinya jika memang ia mengalami kontak erat, siapapun berisiko. ’’Kepada semua orang punya risiko jika kontak erat. Kami mengumumkan adanya pasien pertama sebagai bukti sikap transparan, tak mau ada kesalahpahaman, kami tetap lakukan penanganan secara proporsional,” tutur Syahril. (jpc)