Pengamat kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto, mengingatkan bahwa persoalan utama bukan hanya soal siapa yang menggantikan Kapolri, melainkan bagaimana komitmen membangun reformasi di tubuh Polri.
“Yang dibutuhkan bukan hanya mengganti Kapolri, tetapi membangun sistem agar Polri berjalan sesuai harapan masyarakat. Tanpa reformasi struktural, siapapun Kapolrinya berpotensi mempertahankan status quo,” ujarnya.
Wacana pergantian Kapolri ini pun semakin ramai diperbincangkan di media sosial, seiring meningkatnya perhatian publik terhadap arah kepemimpinan Polri di bawah pemerintahan baru.***