RBG.id - Praktik kecurangan dalam perdagangan komoditas pangan kembali mencuat.
Kali ini, modus pemalsuan kualitas beras terungkap setelah Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan adanya upaya sebagian oknum pelaku usaha yang menjual beras medium, namun dikemas dan dipasarkan sebagai beras premium.
Temuan ini disampaikan Amran usai melakukan inspeksi dan pengambilan sampel di beberapa lokasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan, beras yang dijual dengan label premium ternyata hanya beras medium.
“Kami ke beberapa tempat, kami sudah ambil sampelnya, kami cek, ternyata isinya medium, tapi tulisnya premium,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dikutip RBG.id pada Jumat, 28 Maret 2025.
Amran menegaskan, praktik curang tersebut sangat merugikan masyarakat yang rela membayar lebih demi mendapatkan kualitas beras terbaik, namun nyatanya tertipu dengan kemasan semata.
“Itu merugikan masyarakat, merugikan rakyat Indonesia,” lanjutnya.
Ia pun mengingatkan para pelaku usaha untuk segera menghentikan praktik nakal ini. Pemerintah, menurut Amran, akan melakukan pengawasan ketat di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat diminta lebih jeli saat membeli beras. Perbedaan fisik antara beras premium dan medium bisa dilihat dari bentuk butirannya.
Beras premium memiliki kadar butir utuh lebih tinggi, yakni di atas 95 persen, sementara beras medium hanya sekitar 75 persen.
Selain itu, beras premium biasanya lebih putih bersih dan minim butiran patah.
Sementara dari sisi kandungan gizi, kedua jenis beras tidak jauh berbeda, dengan lemak 0-0,6 persen, protein 6-9 persen, dan karbohidrat 70-85 persen.***