RBG.id - Kasus kematian Aulia Risma Lestari, dokter anestesi PPDS UNDIP yang diduga merupakan korban bullying kini memasuki fase baru.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap adanya indikasi pemerasan oleh oknum senior yang dialami dokter Aulia saat mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip).
Dikutip dari RBG.id dari Antaranews pada Senin, 2 September 2024, juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, memberikan pernyataannya.
"Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-40 juta per bulan," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (1/9).
Berdasarkan kesaksian yang dikumpulkan melalui investigasi terbaru, dokter Aulia, yang ditunjuk sebagai bendahara, ditugaskan untuk mengumpulkan pungutan dari teman-teman seangkatannya.
Selain itu, dokter Aulia juga diperintahkan untuk menggunakan uang tersebut guna memenuhi kebutuhan non-akademik, seperti membayar gaji Office Boy (OB), menulis naskah akademik untuk senior, dan kebutuhan lainnya yang diminta oleh senior.
Berlangsung Selama Empat Bulan
Pemerasan ini berlangsung sejak almarhumah mulai menjalani pendidikan pada semester pertama, sekitar Juli hingga November 2022.
Baca Juga: Beda Level Perjalanan Karir Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, Mana Lebih Mentereng?
"Berdasarkan kesaksian, permintaan ini berlangsung sejak almarhumah (dokter Risma) masih di semester 1 pendidikan atau di sekitar Juli hingga November 2022," jelasnya.
Saat ini, Kemenkes masih terus menyelidiki kasus dugaan bullying yang terjadi di PPDS anestesi Undip.