"Petani koi bisa memulai dengan memanfaatkan Whatsapp Bisnis, yang memiliki fitur katalog untuk menampilkan informasi tentang ikan koi yang dipasarkan. Selain itu, Instagram, Tiktok, dan marketplace seperti Shopee juga bisa digunakan. Untuk mengedit konten video, CapCut bisa menjadi pilihan yang tepat," ujar Tri Budiarto.
Setelah pemaparan materi, para petani koi yang hadir langsung diberi panduan praktis dalam mengunduh dan menggunakan fitur-fitur di Whatsapp Bisnis, yang dibimbing oleh mahasiswa SKPM.
Para petani binaan juga mendapatkan latihan dalam memanfaatkan aplikasi CapCut untuk mengedit konten video.
Diskusi juga mengarah pada pentingnya keterlibatan pihak lain, terutama Pemerintah Kabupaten Blitar, dalam mendukung upaya branding potensi ikan koi dari Dusun Kuwut, Desa Kemloko.
Pelatihan ini dihadiri oleh 33 petani ikan koi, 3 dosen, dan 3 mahasiswa IPB. Kegiatan ini ditutup dengan makan malam dan sesi foto bersama di Joglo Koi Park Blitar.***