RBG.ID - Belakangan ini seruan All Eyes on Papua menjadi viral dan populer di media sosial sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kondisi saudara se-negara di Papua.
Seruan ini bertujuan untuk menyoroti isu-isu yang dihadapi oleh masyarakat Papua dan mendorong tindakan yang lebih besar untuk memperjuangkan hak-hak mereka serta memperbaiki kondisi di wilayah alam Papua.
Tujuan Kampanye All Eyes on Papua
Tujuan kampanye yang dilakukan warganet untuk membantu masyarakat Papua menolak adanya rencana di perusahaan sawit di PT Indo Asiana Lestari (IAL) yang diduga akan menggusur hutan seluas 36 ribu hektar di kawasan Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.
Baca Juga: Lagi, Ibu Kandung di Bekasi yang Tega Lecehkan Anak Kandungnya Berhasil Ditangkap Polisi
Dari situlah, warga Papua menolak keras karena perkebunan sawit itu adalah sumber mata pencaharian bagi kehidupan masyarakat Papua.
Di sisi lain, warga Papua juga melakukan aksi damai di depan pintu gerbang Mahkamah Agung (MA) untuk meminta keadilan terhadap pembatalan perizinan dari perusahaan sawit itu.
Potensi pembabatan hutan ini akan berdampak langsung pada Suku Awyu di Boven Digoel dan Suku Moi di Sorong, Papua Barat.
Mereka mengandalkan hutan sawit sebagai sumber pangan, air, serta sebagai penjagaan adat dan budaya mereka.
Jika hutan sawit itu dibabat habis, akan mengancam kelangsungan hidup dan keberlangsungan budaya masyarakat setempat.
Oleh karena itu, kampanye dari All Eyes on Papua sempat trending topik di X TWITTER mengikuti jejak All Eyes on Rafah.
Hal ini bentuk solidaritas masyarakat Indonesia yang bermakna untuk lebih peduli akan konflik baik dalam negeri maupun internasional.
Tidak hanya itu, seruan All Eyes on Papua juga membantu warga Papua memberikan suara yang mungkin hingga saat ini belum didengar oleh pemerintah terkait perjuangan besar meraka dalam mempertahankan sumber daya alam Papua dan hak hidup mereka.