RBG.ID - Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremonial belaka.
Peringatan ini mengandung makna yang mendalam. Tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menghidupkan kembali semangat perjuangan, persatuan, dan cita-cita bangsa yang mulai tumbuh sejak awal abad ke-20.
Tanggal 20 Mei menandai kelahiran organisasi Budi Utomo pada 1908, sebuah tonggak permulaan pergerakan nasional bangsa.
Baca Juga: Dibintangi Rio Dewanto, Intip Daftar Pemain Film Legenda Kelam Malin Kundang Besutan Joko Anwar
Pemilihan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional diputuskan oleh Presiden Soekarno.
Penetapan ini terjadi pada tahun 1948 di Istana Kepresidenan Yogyakarta, berdasarkan usulan dari tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional
Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, Hari Kebangkitan Nasional diperingati di setiap tanggal 20 Mei yang dilatarbelakangi dari lahirnya organisasi Boedi Oetomo.
Baca Juga: Tayang Akhir Tahun 2025, Ini Sinopsis Film Legenda Kelam Malin Kundang Karya Terbaru Joko Anwar
Organisasi ini diprakarsai oleh para mahasiswa STOVIA atas dorongan dari Dr. Wahidin Sudirohusodo (1857-1917), seorang dokter alumni STOVIA itu sendiri.
Pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Penetapan ini dirayakan secara besar-besaran di Istana Merdeka. Dalam upacara peringatan bersejarah ini, Presiden Soekarno menyampaikan pidatonya tentang alasan penetapan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Baca Juga: Sold Out! Tiket Timnas Indonesia Vs China Kloter 1 dan 2 Terjual 100 Persen, Fans Garuda Siap Merahkan SUGBK
"...Kenapa kita tanggal 20 Mei 1958 ini mengadakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional setjara hebat? Toch 20 Mei tahun 1908 itu sekedar hari lahirnja satu perserikatan ketjil jang dinamakan Budi Utomo. Memang benar, Budi Utomo adalah satu serikat jang ketjil. Tetapi bukan itu jang kita peringati. Jang kita peringati ialah bahwa 20 Mei 1908 itu berisi kemenangan satu asas, kemenangan satu beginsel," penggalan pidato Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno dalam pidatonya di Hari Kebangkitan Nasional pertama tahun 1958 menekankan betapa pentingnya kelahiran Boedi Oetomo pada tahun 1908 bagi kebangkitan bangsa.
Menurut Soekarno, meskipun kelahiran dan kematian organisasi adalah hal yang biasa, Boedi Oetomo memiliki peran krusial dalam memicu semangat kebangsaan.
Baca Juga: Info Lur! Hindari Sejumah Titik Lokasi Rawan Kemacetan Demo Ojol 20 Mei 2025 di Jakarta
Boedi Oetomo, meskipun hanya berfokus pada kebudayaan Jawa, menjadi inspirasi bagi pendirian Sarekat Islam pada tahun 1911 oleh Haji Samanhudi.
Sarekat Islam, yang aktif di luar Jawa dan bahkan di luar Hindia Belanda, melebarkan sayap dan memperjuangkan kemerdekaan. Di tahun yang sama, Indische Partij didirikan sebagai organisasi pertama yang secara tegas menuntut kemerdekaan Hindia.
Memasuki abad ke-20 menjadi babak penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Pada masa ini, munculah kesadaran akan jati diri sebagai satu bangsa dalam pengertian modern.
Baca Juga: Besok! 500 Ribu Driver Ojol Akan Gelar Demo di Jakarta, Polda Metro Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
Semangat kebangsaan ini telah menjauhkan Indonesia dari berbagai tragedi, seperti separatisme, perang antar agama, dan rasisme.
Rasa kebangsaan yang kuat ini merupakan hasil persebaran semangat kebangkitan nasional yang dimulai sejak masa pergerakan Boedi Oetomo.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional setiap tanggal 20 Mei hendaknya menjadi momen untuk memahami makna di balik fakta sejarah ini.***
Artikel Terkait
Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Bima Arya: Ayo Bangkit Bersama
Ada Apa di Tanggal 20 Oktober ? Ternyata Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia Hingga Hari Statistik
Kumpulan Twibbon Unik dan Gratis Untuk Peringatan Hari Santri Nasional 2023, Pasang Foto Terbaikmu di Sini!
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H: Hikmah Akhlak dan Tingkah Laku Rasulullah
Peringatan Hari Pahlawan, Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada Enam Tokoh Ini, Siapa Saja?