’’Selama September sampai Oktober ini, kami kan tidak bisa menahan orang untuk tidak umrah dulu,’’ katanya.
Wawan menyayangkan pemerintah yang tidak melakukan antisipasi sejak awal.
Sehingga sampai terjadi kelangkaan vaksin Meningitis. Dia mengungkapkan setelah musim haji 2022 lalu, minat umrah masyarakat cukup tinggi. Dalam dua bulan terakhir, ada lebih dari 200 ribu jemaah umrah yang sudah diterbangkan.
Wawan juga menyampaikan ada ketentuan bahwa jarak antara suntik vaksin Meningitis dengan keberangkatan adalah 14 hari.
Jadi ketika vaksin Meningitis itu disuntikkan pada awal Oktober, jemaah baru bisa terbang pada pertengahan Oktober.
Dia mengusulkan supaya penyediaan vaksin Meningitis tidak hanya dilakukan oleh pemerintah. Tetapi juga melibatkan swasta, termasuk travel umrah.
’’Tentunya tetap dengan pengawasan,’’ katanya. Dengan cara tersebut, fenomena kelangkaan vaksin Meningitis bisa diantisipasi.
Wawan juga mengkritisi ketidakcocokan data vaksin Meningitis antara di KKP dengan Kemenkes.