“Jadi alat ini untuk mendiagnostik sakit kankernya disebabkan oleh apa sehingga nanti pengobatannya bisa lebih cepat,” tambahnya.
Kanker kolorektal merupakan sebutan lain untuk kanker yang menyerang usus besar (kolon), rektum, ataupun keduanya. Biasanya kanker kolorektal terjadi karena pertumbuhan sel yang tidak ganas (adenoma). Sel tersebut awalnya berbentuk polip yang dapat diangkat.
Namun bila dibiarkan dalam waktu lama, bisa berpotensi menjadi kanker. Bila polip telah berubah menjadi sel kanker, maka akan timbul gejala-gejala seperti berdarah ketika buang air besar, diare dan sembelit tanpa sebab yang berlangsung lebih dari enam minggu, atau perasaan buang air besar yang tidak tuntas.
Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah penurunan berat badan dengan cepat tanpa sebab, rasa sakit atau kram di perut, dan badan terasa lemah serta lemas. Kanker kolorektal bisa dideteksi sejak dini. Deteksi dini kanker kolorektal juga dapat mencegah terjadinya kanker usus besar karena polip. Pertumbuhan pra kanker juga dapat ditemukan sehingga bisa diangkat sebelum menjadi kanker.
Metode deteksi dini kanker kolorektal yaitu berupa kolonoskopi, yang dilakukan 10 tahun sekali. Sedangkan deteksi dini yang bisa dilakukan setahun sekali adalah pemeriksaan colok dubur, pemeriksaan kadar CEA (petanda tumor) dalam darah, dan DNA feses. (jp/els)