Senin, 22 Desember 2025

Awas! Sembelit Lebih dari 6 Minggu Bisa Jadi Kanker Usus

- Kamis, 21 Juli 2022 | 21:31 WIB

RBG.id - Kanker kolorektal atau kanker usus besar umumnya akan mengganggu proses buang air besar (BAB). Gejalanya juga ditandai dengan gangguan berupa perubahan pada kebiasaan buang air besar, perubahan konsistensi tinja, adanya darah dalam tinja, dan perut yang terasa tak nyaman

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2018, kanker kolorektal menempati peringkat ketiga dunia untuk jenis kanker yang paling umum terjadi. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Globocan tahun 2020, kanker kolorektal menduduki peringkat keempat kanker dengan kasus baru terbanyak di Indonesia.

Laporan Kementerian Kesehatan, setidaknya terdapat 35 ribu jumlah pasien yang terdiagnosis kanker kolorektal setiap tahunnya. Sebanyak 35 persen atau sepertiga di antaranya menyerang penduduk Indonesia yang berusia produktif (di bawah 40 tahun). Sedangkan angka kematian di Indonesia mencapai 6,7 dari 100 ribu kasus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menginisiasi alat diagnostik BioColoMelt-Dx di RS Kanker Dharmais, Jakarta, baru-baru ini untuk mendeteksi kelainan genetik yang terjadi pada pasien kanker kolorektal. Hasil pemeriksaan berupa informasi profil mutasi kanker yang dapat digunakan oleh dokter atau tenaga medis lainnya untuk menentukan jenis obat yang memberikan respon terapi paling optimal pada pasien kanker kolorektal tersebut.

Selain itu, alat itu juga dapat digunakan untuk penapisan Lynch syndrome, suatu kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap berbagai macam kanker dan bersifat keturunan.

Menkes Budi mengatakan kanker itu terjadi karena adanya mutasi dari DNA seseorang. Dalam perjalanan hidup manusia DNA itu bisa berubah dan itu yang memicu kanker.

“Untuk melihat perubahan DNA itu diperlukan PCR. Itu teknologi yang sederhana, lebih murah alatnya seperti BioColoMelt-Dx. Dengan teknologi ini bisa mendeteksi perubahan DNA di posisi-posisi tertentu. Kalau kita sudah tahu perubahan DNA-nya apa, kita tahu persis kankernya kanker apa dan di mana sehingga pengobatannya bisa lebih cepat dan tepat,” katanya dalam keterangan resmi di RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X