RBG.ID – Seribu bidan mengikuti edukasi pencegahan stunting (tengkes) di Dyandra Convention Center.
Kendati prevalensi angka stunting di Jawa Timur terus menurun hingga 19,2 persen, edukasi terhadap para bidan yang berada di garda depan dalam proses persalinan tetap digencarkan.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan, kunci pencegahan munculnya stunting berada di proses kehamilan.
Baca Juga: Pasca Gempa Turki Kontraktor Bangunan Mehmet Yasar Coskun Ditangkap Polisi
Karena itu, kesehatan ibu hamil dan anaknya harus mendapat perhatian. Terkait persalinan, Hasto menyebut bidan berada di garda terdepan.
”Hampir 70 persen persalinan ditangani bidan. Biasanya, konsultasinya ibu hamil juga ke bidan,” kata Hasto.
Dia berharap para bidan tidak sekadar memantau proses kehamilan. Harus ada juga pengarahan terkait kesehatan anak saat lahir.
Baca Juga: Korban Tewas Pasca Gempa Turki Naik Lagi, PBB Desak Pembukaan Titik Bantuan
Menurut Hasto, stunting juga erat kaitannya dengan jumlah kehamilan. Saat ini ada daerah yang tingkat kelahirannya tinggi. Peningkatan kelahiran itu terjadi karena masyarakat enggan untuk KB.
Berdasar data, tingkat stunting di Jatim mencapai 19,2 persen. Beberapa daerah yang tingkat tengkesnya tinggi, antara lain, Jember dan Bondowoso.
Terkait hal itu, Hasto memastikan bahwa daerah-daerah dengan angka tengkes tinggi mendapat perhatian. Ada kerja sama dengan kepala daerah setempat untuk membuat program.
Baca Juga: Indonesia Kirim Tim SAR ke Turki
”Tentu kami terus bekerja sama dengan pemerintah untuk mengurangi stunting,” kata Hasto dalam kegiatan yang digagas BKKBN dan Dexa Group itu.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menambahkan, bidan memiliki peran besar dalam pencegahan stunting.
Mereka didorong untuk memberikan penyuluhan terkait pola asuh anak yang benar.