RBG.ID - Penurunan fungsi otak rupanya bisa dipengaruhi oleh konsumsi makanan kita sehari-hari.
Hal ini tentu perlu diwaspadai, sebab penurunan fungsi otak dapat memicu munculnya penyakit alzheimer.
Menurut laman mayoclinic.org, penyakit Alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati.
Baca Juga: Bangga! Kawasan Raja Ampat Masuk Daftar Destinasi Wajib di Kunjungi 2025 Versi Media Internasional
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, yakni penurunan terus menerus dalam berpikir, perilaku dan keterampilan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara mandiri.
Demensia dan penyakit Alzheimer diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup termasuk diet dan nutrisi.
Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas juga dapat menyebabkan penurunan kognitif, dan sering dipengaruhi oleh makanan yang di makan.
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Motif Abraham Michael Habisi Nyawa Satpam Rumah Mewah di Bogor
Berbicara mengenai makanan, mempraktikkan nutrisi yang baik dan konsumsi banyak makanan sehat terbukti membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia.
Melansir laman eatthis.com, ahli gizi bersertifikat dan koki selebriti, Serena Poon mengungkap beberapa makanan yang sebaiknya dihindari untuk mencegah penurunan fungsi otak.
Poon mengatakan, setidaknya ada tiga makanan yang bisa dengan cepat menurunkan fungsi otak, berikut diantaranya:
Baca Juga: Ingat! Mulai 2025 Merokok Sembarangan di Malioboro Bisa Didenda Rp7,5 Juta
1. Makanan dengan gula tambahan
Poon mengatakan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan telah terbukti merusak memori dan meningkatkan risiko demensia.
Sayangnya, gula tambahan dapat dengan mudah ditemukan hampir di mana-mana.
Mulai dari minuman, makanan penutup, hingga saus salad yang disamarkan sebagai makanan sehat.
"Pilihlah asupan makanan tanpa pemanis atau kita bisa membuat makanan sendiri di rumah untuk menjaga konsumsi gula tetap terkendali," katanya.
Baca Juga: Sosok Farida Felix, Ibu Abraham Michael Pembunuh Satpam Pribadi di Rumah Mewah, Ternyata Bukan Orang Sembarang
2. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan bersembunyi di balik roti putih, makanan yang dipanggang, dan sereal sarapan.
Poon mengatakan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan telah terbukti merusak memori dan meningkatkan risiko demensia.
Sayangnya, gula tambahan dapat dengan mudah ditemukan hampir di mana-mana.
Baca Juga: Pj Gubernur Papua Protes Soal Anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Rp10 Ribu per Porsi Tidak Cukup di Papua, Ini Faktanya
Mulai dari minuman, makanan penutup, hingga saus salad yang disamarkan sebagai makanan sehat.
"Pilihlah asupan makanan tanpa pemanis atau kita bisa membuat makanan sendiri di rumah untuk menjaga konsumsi gula tetap terkendali," katanya.
2. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan bersembunyi di balik roti putih, makanan yang dipanggang, dan sereal sarapan.
Ini semua adalah makanan yang rendah gizi.
Menurut Poon, para peneliti telah menemukan bahwa mengonsumsi karbohidrat olahan dapat memengaruhi kesehatan kognitif dalam beberapa cara, termasuk perubahan fungsi di beberapa area otak.
Baca Juga: Jalan Kaki di Malam Hari Ala Warga Itali 'Passegiata' Rupanya Punya Banyak Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Kurangi Stres Lho
3. Daging yang diproses
Satu lagi makanan yang dapat membuat otak kita menua dengan lebih cepat adalah daging yang diproses, seperti sosis, daging kaleng, dan lainnya.
Poon mengatakan para peneliti telah menemukan bahwa daging olahan terkait dengan peningkatan risiko demensia atau penyakit yang didefinisikan oleh penurunan kognitif secara signifikan.
Dan ingat, pilihan vegan jauh lebih baik karena satu penelitian menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih rendah sayur dan buah-buahan justru lebih rentan terkena depresi.
Kita bisa memulai hidup sehat dengan menerapkan diet anti-inflamasi seperti diet mediterania atau diet DASH yang kaya antioksidan, vitamin B, serta asam lemak untuk mendukung fungsi otak yang lebih baik.***