Minggu, 21 Desember 2025

Waspada Buat Kamu yang Sering Nonton Konser, Dokter Ini Ungkap Kondisi Paru-paru Orang yang Sering Berteriak Saat Ngonser

- Rabu, 19 Februari 2025 | 07:58 WIB
Potret ilustrasi konser (foto/Ilustrasi Pexels.com)
Potret ilustrasi konser (foto/Ilustrasi Pexels.com)

RBG.id – Sobat RBG tahu tidak kalau sering berteriak saat nonton konser bisa membahayakan kondisi kesehatan paru-paru dalam tubuh?

Seperti yang dialami seorang remaja berusia 16 tahun mengalami keluhan sakit dada setelah menghadiri konser sehari sebelumnya, dan akhirnya dilarikan ke unit gawat darurat (UGD).

Kasus ini dilaporkan dalam Journal of Emergency Medicine yang mengungkapkan, remaja tersebut mengalami kondisi medis langka yang dikenal sebagai pneumothorax.

Dilansir dari kanal kesehatan, Studi kasus yang terjadi pada tahun 2017 ini menceritakan seorang gadis dengan riwayat diabetes tipe-1 yang datang ke UGD di Texas karena kesulitan bernapas, meskipun tidak merasakan nyeri dada atau sakit tenggorokan.

Baca Juga: Waduh! Gelar Konser 2 Hari di JIS, Sengkwan SEVENTEEN Pamer Kedekatannya dengan Atlet Voli Indonesia Megawati 'Red Sparks'

Dokter yang memeriksanya, Dr. J Mack Slaughter, menemukan adanya krepitus bunyi abnormal seperti "krek" atau "kresek" pada tubuhnya. Kondisi ini menunjukkan adanya udara yang masuk ke jaringan tubuh di sekitar rongga dada.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, Dr. Slaughter menemukan kondisi paru-paru gadis tersebut robek, menyebabkan udara keluar ketiga lokasi: antara paru-paru dan dinding dada, ke rongga dada, serta ke belakang faring.

Diagnosa medis yang disimpulkan adalah pneumothorax, pneumomediastinum, dan pneumo retropharyngeum.

Baca Juga: Pemeran Emak di sitkom Bajaj Bajuri, Nani Wijaya Meninggal Usai Menderita Infeksi Paru-Paru

Apa itu Pneumothorax ?

Pneumothorax merupakan kondisi di mana udara terperangkap di ruang pleura, yaitu area antara paru-paru dan dinding dada.

Udara ini dapat masuk akibat cedera pada dada atau robekan di paru-paru, yang menyebabkan paru-paru mengempis (kolaps) dan tidak dapat mengembang dengan normal.

Menurut Dr. Slaughter, kombinasi ketiga kondisi pneumothorax, pneumomediastinum, dan pneumo retropharyngeum ini sangat jarang terjadi, dan hanya ditemukan dalam dua laporan kasus sebelumnya: satu melibatkan seorang pelatih sersan dan satu lagi seorang penyanyi opera.

Baca Juga: Dari Jakarta ke Kupang, Ini Jadwal Cristiano Ronaldo Selama Berkunjung ke Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X