6 Bahaya Memelihara Kucing di Rumah, Benarkah Bisa Membuat Susah Hamil?

2. Alergi Kucing

Salah satu risiko kesehatan yang lebih umum dari memelihara kucing adalah alergi. Alergen dari bulu kucing atau air liurnya dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang.

Gejala alergi ini termasuk bersin, mata berair, hidung tersumbat, hingga asma.

Bagi orang yang sudah memiliki riwayat alergi atau asma, memelihara kucing dapat memperburuk kondisi tersebut.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menunjukkan bahwa paparan alergen kucing dapat meningkatkan risiko asma pada anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi.

Baca Juga: Siapa Fajar Riza Ul Haq? Kader Muhammadiyah yang Ditunjuk Jadi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Era Prabowo

3. Risiko Gigitan dan Cakaran

Gigitan atau cakaran kucing dapat menyebabkan infeksi serius, terutama jika tidak segera diobati.

Kucing yang menggigit atau mencakar dapat menularkan bakteri yang disebut Bartonella henselae, yang menyebabkan Cat Scratch Disease (CSD).

CSD dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, dan kelelahan. Bagi individu dengan sistem kekebalan yang lemah, infeksi ini bisa lebih parah.

Menurut National Institutes of Health (NIH), sekitar 40% kucing membawa bakteri Bartonella pada suatu waktu dalam hidupnya .

4. Toxocariasis

Toxocariasis adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang, Toxocara, yang bisa ditemukan pada kotoran kucing.

Baca Juga: Simak Head to Head Timnas Indonesia U17 vs Kuwait Jelang Laga Kualifikasi Piala Asia U17 2025, Siapa Unggul?

Manusia bisa terinfeksi dengan menelan telur cacing yang mungkin ditemukan di lingkungan yang terkontaminasi, seperti tanah atau pasir.