Senin, 22 Desember 2025

Pria Skizofrenia Potong Alat Kelaminnya Sendiri

- Jumat, 14 Juli 2023 | 13:38 WIB
ILUSTRASI pisau yang dipakai untuk potong alat kelamin (istimewa)
ILUSTRASI pisau yang dipakai untuk potong alat kelamin (istimewa)

RBG.ID - Seorang pria skizofrenia memotong alat kelaminnya dengan pisau dapur dan kemudian membuangnya ke toilet.

Pria itu, yang berhenti minum obat, tidak datang ke rumah sakit sampai 16 jam setelah diamputasi. Petugas medis mengatakan pria asal Pune itu tidak memiliki niat bunuh diri.

Namun, dia mengaitkan tindakannya dengan suara-suara di kepalanya yang menyuruhnya untuk memotong penisnya atau jika tidak melakukannya ia akan menghadapi konsekuensi yang mengerikan.

Baca Juga: Resmi Debut Solo, Jungkook BTS Beradu Akting dengan Han So Hee di MV 'Seven'

Menulis di Open Journal of Clinical and Medical Case Reports, dokter di Bharati Vidyapeeth Medical College di Pune mengatakan kulit skrotumnya copot dari akar alat kelamin tersebut.

Petugas medis segera membawa pria itu ke ruang operasi untuk membersihkan lukanya.

Dia diberi anestesi umum untuk melumpuhkannya sehingga ahli bedah dapat mengoperasi tunggulnya. Setelah tujuh hari di rumah sakit, pria itu dipulangkan.

Baca Juga: Tawaran Kedua Bayern Munich untuk Harry Kane Ditolak Tottenham Hotspurs

Petugas medias mengungkapkan, pemeriksaan 20 hari setelah operasi mengungkapkan tunggul itu sembuh dengan baik.

Pria itu melaporkan tidak ada komplikasi lain dan bisa buang air kecil.

Menulis di jurnal, mereka menyatakan amputasi penis yang dilakukan sendiri juga dikenal sebagai sindrom Klingsor. Sindrom ini adalah bentuk langka dari menyakiti diri sendiri secara fisik yang berasal dari anomali psikologis.

Baca Juga: Kapolsek Cigudeg Ungkap Kronologi Lengkap 3 Warga Rumpin Tenggelam di Danau Quarry Saat Ritual Pengobatan

Mereka menambahkan, ini tidak hanya muncul sebagai keadaan darurat bedah tetapi juga berpotensi memperburuk tekanan psikologis pasien dan tantangan perawatan diri.'

Sindrom Klingsor pertama kali dicatat dalam literatur medis pada 1990-an dan sejak itu jarang didokumentasikan dengan kurang dari 30 laporan resmi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X