RBG.ID - Tiba di jepang tanggal 29 Maret atau 8 Ramadan, membuat mahasiswa Tokyo University of Agriculture asal Indonesia, Prima Gandhi harus langsung menyesuaikan diri berpuasa di negeri Sakura tersebut.
“Saya datang ke jepang sebagai mahasiswa tahun pertama dan langsung menghadapi bulan puasa,” tutur Prima Gandhi.
Dosen IPB tersebut menerangkan, tidak ada ajakan sahur dengan pengeras suara maupun azan dari masjid seperti di Indonesia.
Baca Juga: Buka Puasa di Jepang, Setiap Masjid Sajikan Makanan Khas Berbagai Negara
“Yang bangunin saya sahur hanyalah alarm saja,” terang Prima Gandhi.
Menurut dia, puasa di Jepang tidak berbeda jauh dari Indonesia karena perbedaan waktu hanya 2 jam.
“Di sini sahur jam 3 pagi, sedangkan berbuka puasa pukul 6 sore,” kata Prima Gandhi.
Ia menceritakan, berpuasa di Jepang saat musim semi atau spring memiliki suasana yang berbeda.
“Bunga Sakura sudah berguguran. Suhu udara juga dingin sehingga haus tidak begitu terasa,” tuturnya.
Prima mengungkapkan, mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Jepang untuk bersekolah di Tokyo University of Agriculture.
Baca Juga: IPB University Jadi Kampus Terbaik Bidang Pertanian dan Kehutanan Tingkat Asia Tenggara
Untuk kegiatan beribadah sehari–hari saat berada di kampus, tersedia musala dengan ukuran sekitar 4 x 4 meter.
Artikel Terkait
Kemegahan Masjid Istiqlal, Masjid Kemerdekaan menjadi Tempat Ibadah Sekaligus Wisata Religi
Berziarah ke Makam Raden Mas Sahid: Makam Sunan Kalijaga menjadi Destinasi Wisata Religi Demak
Menyambut Magrib di Masjid 99 Kubah, Bervakansi saat Keluar dari Pintu Mana pun
Ada ”Pintu Surga dan Neraka” dengan Latar Perbukitan Hijau di Cicalengka Dreamland
Keindahan Masjid Ramlie Musofa yang Berdiri Megah di Lingkungan Mayoritas Non-Muslim
Menara Kudus Simbol Akulturasi dan Toleransi, Ramadan Ini Titik Berat Kegiatan pada Dakwah
Keindahan Masjid Namira, Parfum Khas Masjidilharam Hingga Kiswah di Mihrab Imam