Senin, 22 Desember 2025

Melihat ”Harta Karun” Master Lagu, Surat Kontrak, dan Rekaman Proklamasi di Lokananta, Studio Musik Tertua

- Senin, 10 Juli 2023 | 19:43 WIB
Pengunjung melihat koleksi di Museum Lokananta Solo. Lokananta menjadi perusaan rekaman dan pabrik piringan hitam milik negara yang menjual berbagai rekaman musik Indonesia kepada publik satu satunya di Asia Tenggara. (AHMAD KHUSAINI / JAWA POS)
Pengunjung melihat koleksi di Museum Lokananta Solo. Lokananta menjadi perusaan rekaman dan pabrik piringan hitam milik negara yang menjual berbagai rekaman musik Indonesia kepada publik satu satunya di Asia Tenggara. (AHMAD KHUSAINI / JAWA POS)

Ruangan pertama adalah Linimasa. Di ruangan itu dijelaskan sejarah studio rekaman yang berdiri sejak 29 Oktober 1956 tersebut.

Ada beberapa piringan hitam. Plus, kertas yang sudah lecek. Isinya adalah perjanjian kontrak antara penyanyi dan manajemen Lokananta.

Mulai Waljinah sampai Ki Narto Sabdo. Dalam teken kontrak yang dilakukan pada awal 1960-an itu, ada yang senilai Rp 450 ribu.

”Jumlah itu sudah termasuk besar. Wong harga kaset (pita) saja masih 100 rupiah,” jelas Muhammad Yuri Kemal Fadhillah, tour guide Lokananta.

Bisa dibilang, Waljinah adalah gambaran sukses Lokananta. ”Dulu beliau sangat sering menang lomba,” ujar Kemal.

Bahkan, piala Bintang Radio 1965 turut dipajang di ruangan tersebut. Di ruangan itu pula, dijelaskan penyebab mati surinya Lokananta.

Di dinding putih, tertulis 1982. Pada tahun itu, pembajakan mulai marak.

Penjualan Lokananta yang biasanya mencapai 400 ribu keping kaset turun menjadi 300 ribu.

Semakin parah pada 1991. Dari produksi 5.000 kaset pita, hanya terjual 700 keping. Puncaknya pada 2001, Lokananta dinyatakan pailit oleh pemerintah.

Karena itu, revitalisasi yang berlangsung sejak Agustus 2022 sampai Mei 2023 benar-benar menyelamatkan Lokananta.

Sosok seperti Toni dan Harmuji, sang ayah, bisa melihat kembali kebesaran Lokananta.

Di ruangan berikutnya, Kemal mengajak peserta tur masuk ke ruangan Diskografi. Di situ master lagu yang pernah di-record di Lokananta dikumpulkan.

”Termasuk master lagu Genjer-Genjer. Rekaman lagu itu dilakukan di sini (Lokananta),” ungkap Kemal.

Ruangan itu disebut ”harta karun.”

”Total, ada 5.700 master yang dimiliki Lokananta. Tapi, tidak semua ditampilkan di ruangan ini karena luasnya terbatas,” terangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X