”Bu Risma memberi bantuan ke daerah itu. Dari daerah itu dibelanjakan dalam bentuk sembako. Salah satu isinya telur,” ujarnya.
Dalam kurun waktu lima hari, peternak diminta untuk menyuplai telur untuk bansos. Di pasar, permintaan telur banyak. Inilah yang menyebabkan harga telur meroket. Para peternak lalu mengusulkan pembelian telur untuk bansos dilakukan sebulan sekali. Tidak dirapel. ”Karena telur tidak bisa cepat (tersedia),” ujarnya.
Ketua Umum PAN itu berharap, 2 minggu kedepan harga telur akan normal. Salah satu strateginya adalah menambah ayam petelur.
Dia yakin dapat menyelesaikan masalah telur mahal seperti saat merampungkan kasus minyak goreng.
Pernyataan Zuhas ini pun dibantah tegas oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Ia menyatakan, tak ada bansos yang diberikan oleh pihaknya berupa telur. Sebab, akan menyulitkan proses penyalurannya ke keluarga penerima manfaat (KPM). ”Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang,” tegasnya.
Risma menjelaskan, bansos yang diberikan melalui program Bantuan Pangan Non-Tunai (BNPT) senilai Rp200 ribu per bulan per keluarga disalurkan dalam bentuk uang tunai.
Dana tersebut pun disalurkan melalui bank, bukan pemda. Sebagai informasi, KPM memiliki rekening masing-masing untuk menerima bansos tunai tersebut.