Senin, 22 Desember 2025

BI Perkirakan Inflasi Akan Naik

- Sabtu, 2 Juli 2022 | 08:13 WIB
ILUSTRASI
ILUSTRASI

RBG.ID — Ancaman lonjakan inflasi masih membayangi pergerakan ekonomi tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan lalu rata-rata kenaikan harga barang dan jasa mencapai 0,61 persen secara month to month (MtM). Namun, secara year on year (YoY), tercatat 4,35 persen.

’’Secara YoY tertinggi sejak Juni 2017. Saat itu, inflasinya mencapai 4,37 persen,’’ kaya Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono kemarin.

Inflasi tahun kalender selama semester satu sudah mencapai 3,19 persen. Padahal, proyeksi awal tahun mencapai 2-4 persen. Itu artinya, pemerintah harus melakukan upaya untuk menjaga laju inflasi agar sesuai dengan target pemerintah.

Gubenur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, koordinasi mencegah risiko stagflasi telah dilakukan. Bersama stake holder menjaga stabilitas harga dengan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi. “Di situlah koordinasi fiskal dan moneter sangat penting,” ujarnya.

Tahun ini, lanjut dia, pemerintah telah menaikkan subsidi energi (premium, solar, listrik, serta LPG) dan meningkatkan bansos. Subsidi itu menunjukkan bahwa pemerintah masih memiliki ruang fiskal.

“Kami perkirakan inflasi akan naik tapi terkendali. Proyeksinya sebesar 4,2 persen. Sedikit di atas batas sasaran 2 sampai 4 persen. Angka tersebut terbilang terkendali dibanding negara lainnya,” paparnya.

Otoritas moneter juga telah mempercepat kenaikan GWM menjadi 6 persen pada Juni, 7 persen di Juli, dan 9 persen untuk September. Dengan tetap memastikan kecukupan likuiditas di perbankan dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan sektor riil. “Maupun partisipasinya untuk pembiayaan APBN,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X