RBG.ID - Industri perusahaan rintisan alias startup nasional tengah bergejolak. Sejumlah perusahaan memangkas pengeluaran dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. Bahkan, tak sedikit yang gulung tikar.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara menyebutkan, penyebab utama sejumlah perusahaan startup memangkas jumlah karyawan dipengaruhi beberapa faktor.
Diantaranya, produk yang kalah bersaing. Sehingga, kehilangan market share secara signifikan. Pasar mulai jenuh dan hypersensitif terhadap promo dan diskon.
“Jadi, budaya mencoba layanan aplikasi karena promo atau cashback mulai berakhir,” terang Bhima saat dihubungi Jawa Pos.
BACA JUGA : Inkubasi STP IPB Bantu Startup Mandiri
Selain itu, perusahaan rintisan tengah mengalami kesulitan pendanaan baru. Sebab, investor lebih selektif memilih. Faktor makro ekonomi secara global yang penuh ketidakpastian membuat penyandang dana menghindari pembelian saham startup. Sebab, dianggap berisiko tinggi. Ditambah, adanya kenaikan inflasi dan suku bunga di berbagai negara.
Menurut Bhima, pandangan bahwa pasca pandemi Covid-19 user digital masih tinggi mulai terbantahkan. Pembatasan mobilitas memaksa masyarakat untuk go digital. Tapi nyatanya, ketika mobilitas dilonggarkan banyak yang menggunakan kesempatan untuk berbelanja secara fisik.