Karena itu, pemerintah juga telah menyusun program hilirisasi untuk menciptakan ekosistem EV. Produk turunan PTFI akan diintegrasikan dengan nikel dan bauksit hingga terhubung dengan industri baterai di dalam negeri.
Baca Juga: Pelantikan Anggota Bawaslu Kabupaten dan Kota Terpilih Molor Lagi, DPR Ungkap Ini
Kegiatan hilirisasi itu akan mengarah pada industri kendaraan listrik yang terpusat di Indonesia.
Hilirisasi itu juga telah memunculkan industri-industri turunan. Sebagaimana pengolahan katode tembaga yang juga dibangun di kawasan JIIPE.
Tony menambahkan, konsumsi tembaga untuk kendaraan listrik dan energi terbarukan akan meningkat pesat.
Baca Juga: Siap Maju di Pilwalkot Bogor 2024, Dedie A Rachim Dapat Dukungan dari Partai Gelora
Sebanyak 70 persen tembaga di dunia digunakan pada aplikasi penghantar listrik. Terutama kendaraan listrik.
’’Energi terbarukan juga demikian, menggunakan tembaga yang lebih banyak,” jelasnya.
Ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2024, smelter tembaga PTFI di JIIPE adalah smelter single-line atau satu jalur terbesar di dunia.
Baca Juga: Lulusan Diploma? Tersedia 2 Lowongan Kerja Relationship Officer PT Adira Banyuwangi
Instalasi itu diproyeksikan menghasilkan produk katode tembaga mencapai 600 ribu ton per tahun.
Smelter tembaga di JIIPE adalah smelter single-line terbesar di dunia, yang merupakan smelter tembaga kedua yang dibangun.
Baca Juga: Perkembangan Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia Gresik
Kedua smelter tembaga tersebut akan memurnikan 100 persen konsentrat tembaga PTFI sebesar 3 juta ton per tahun. (son/c12/ris)