RBG.ID - Jalur longspan LRT Jabodebek Kuningan-Gatot Subroto yang dikatakan salah desain oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sedang hangat dibicarakan.
Di tengah tahap peresmian LRT Jabodebek, pihak mereka masih terus melakukan uji coba untuk mengetahui kecacatan sistem, jalur, gerbong, dan sebagainya.
Baru-baru ini Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan salah satu faktor LRT Jabodebek tidak kunjung diresmikan adalah adanya kesalahan desain pada Jalur longspan LRT Jabodebek Kuningan-Gatot Subroto.
Lengkungan tersebut terlalu sempit untuk LRT jika menggunakan kecepatan penuh. Alhasil, LRT Jabodebek harus menurunkan kecepatannya ke 28 km/jam dari yang sebelumnya 80 km/jam.
Hal itu sontak menjadi sorotan karena LRT Jabodebek adalah salah satu proyek besar dan akan digunakan untuk umum, beberapa diantaranya juga mempertanyakan perihal keamanannya.
Jalur longspan LRT Jabodebek Kuningan-Gatot Subroto itu berbentuk melengkung di atas flyover Tol Dalam Kota sepanjang 148 meter.
Baca Juga: Tinjau LRT Jabodebek, Presiden Jokowi: Tak Perlu Tergesa-gesa, Keselamatan Harus Diutamakan
Di tengah-tengah lengkungan itu tidak terdapat tiang tambahan yang menurut Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga untuk menghemat biaya dan area untuk pembangunan tiang di bawahnya.
Oleh karena itu, saat melintasi jalur longspan ini LRT harus melambat, tetapi itu tidak turun terlalu drastis.
"Bayangkan tiang-tiang di tengah jalan tol dibangun tiang, akan lebih berat dan lebih mahal, tapi memang ada konsekuensinya lebih lambat bagi LRT, tapi dari sisi struktur itu lebih baik dan lebih murah," ujarnya.
Baca Juga: Bima Arya Akan Kurangi Angkot di Bogor Mulai Desember 2023 Imbas Adanya LRT Jabodebek
Menteri BUMN juga menegaskan bentuk lengkungan dari jalur longspan LRT Jabodebek Kuningan-Gatot Subroto itu tidak salah desain, kesalahan yang ditemukan pun sebelumnya sudah diperbaiki.
Arsitek perancang jalur longspan LRT Jabodebek Kuningan-Gatot Subroto, Arvilla Delitriana, angkat bicara setelah kabar ini mencuat.