Penyedia Jasa Jastip Hand Carry Barang Impor Tidak Akan Terpengaruh dengan Permendag No 31 Tahun 2023

RBG.ID – Menteri Perdagangan Zulkiflis Hasan resmi menetapkan aturan baru mengenai barang impor yang masuk ke Indonesia minimal seharga US$ 100 atau setara Rp 1,5 juta.

Peraturan mengenai batas harga jual barang impor tidak boleh di bawah US$ 100 atau setara Rp 1,5 juta ini diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 31 Tahun 2023 yang resmi diberlakukan sejak Selasa (26/9).

Pembatasan harga jual barang impor tidak boleh di bawah US$ 100 atau setara Rp 1,5 juta ini sudah diwacanakan sejak awal agar harga barang impor dan UMKM dapat bersaing bukan justru barang impor lebih murah.

Baca Juga: Kemendag Usahakan Permendag Barang Impor Akan Siap September Mendatang

"Penetapan harga minimum sebesar US$ 100 per unit, untuk barang jadi asal luar negeri yang langsung dijual oleh pedagang (merchant) ke Indonesia melalui platform e-commerce lintas negara," kata Zulkifli Hasan, dalam konferensi pers pada Rabu (27/9).

Selain itu di dalam aturan Permendag No. 31 Tahun 2023 juga diatur apabila barang tersedia di Indonesia maka sebaiknya tidak perlu mengimpor dari luar.

Permendag No. 31 Tahun 2023 tidak berlaku bagi pedagang jastip yang membawa barang sendiri atau hand carry karena barang-barang tersebut sudah dikenakan pajak oleh bea cukai.

Baca Juga: Selain Pelarangan Jual Beli Online di TikTok Shop, Hasil Revisi Permedag Akan Ketatkan 6 Aturan Ini

larangan tersebut telah berlaku sejak diundangkan pada Selasa (26/9/2023). Sementara untuk pedagang lokal yang membeli produknya langsung dari luar negeri dan membawanya pulang lalu dijual kembali tak akan terkena imbas aturan ini karena sudah berlaku pajak dari Bea Cukai.

Kementerian Perdagangan juga baru-baru ini telah melarang TikTok Shop menjadi platform e-commerce. Sehingga TikTok Shop tidak bisa melayani jual beli dan hanya diperbolehkan sebagai platform iklan saja.

Meski dari pihak TikTok Shop menyayangkan keputusan pemerintah ini, tetapi keluhan sudah banyak dilayangkan pelaku usaha offline di Tanah Abang yang mengaku semakin sepi pembeli.

Simak cerita menarik lainnya di Google News.