Wijayanto melanjutkan, dengan begitu SDN Pondok Cina 1 tidak akan ada lagi di Kota Depok atau dihapus. SDN Pondok Cina 1 akan dilebur dengan sekolah lain yang berdekatan di kawasan Pondok Cina, yakni SDN Pondok Cina 3 dan 5.
“Sementara siswa Kelas III, IV, dan V di SDN Pondok Cina 3 dan Kelas I, II, dan VI di SDN Pondok Cina 5,” kata Wijayanto.
Yang menjadi persoalan kini adalah jumlah siswa-siswi dan rombongan belajar (rombel) SDN Pondok Cina 1 lebih banyak hingga dua kali lipat dibanding sekolah tujuan merger. Sehingga Dinas Pendidikan akan melakukan kajian rencana peleburan sekolah dasar itu.
“Sedang kami rumuskan dimerger dengan tidak menambah ruang rombel. Kami mohon maaf dengan kondisi yang terjadi semua sudah dilakukan namun pasti setiap kegiatan ada dinamikanya,” tambahnya.
Jumlah siswa SDN Pondokcina 1 Depok tercatat 362 siswa, sementara SDN Pondokcina 3 ada 253 siswa dan SDN Pondokcina 5 ada 182 siswa.
Terkait tuntutan membongkar trotoar, Pemerintah Kota Depok menolak rekomendasi DPRD Depok yang didinilai telah menghalangi masuk ke SDN Pondok Cina 1.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok, Citra Indah Yulianty mengatakan, revitalisasi trotoar bersamaan dengan rencana penggusuran sekolah untuk pembangunan masjid agung.
Sudah sesuai dengan Detail Engineering Design (DED). Citra tak menampik permukaan trotoar yang lebih tinggi sempat menghalangi akses masuk ke SDN Pondok Cina 1. Tapi, DPUPR telah membangun tangga sebagai akses menuju sekolah.