RBG.ID - Ace Sumanta sudah lama niat membangun Kampung Literasi di Desa Cijujung, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor sebenarnya.
Ya, keinginan Ace Sumanta membangun Kampung Literasi Desa Cijujung itu dimulai dari 5 tahun lalu, ketika kehadiran Mahasiswa KKN dari UIN Syarif Hidayatullah yang menyumbang ratusan buku bergenre agama.
Walau faktanya, Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta mengungkapkan, buku tersebut banyak diberikan kepada masyarakat.
Baca Juga: Jalani Sidang Perdana Penyalahgunaan Narkoba, Ammar Zoni Mengaku Stres Berat di Penjara
Seiring dengan waktu, Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta menjelaskan, banyak mahasiswa hadir dari Jakarta, Bandung, Banten, dan beberapa dari Indonesia bagian timur sembari melihat Pohon Sejarah yaitu pohon Samida (botea monosperma), di mana pohon Samida sudah tertanam di abad 15 dan terpahat di Prasasti Batutulis Kota Bogor tahun 1533 Masehi dipahatkan oleh Prabu Surawisesa.
"Hal tersebut menarik perhatian Prof. DR. Bibin Rubini (waktu itu Rektor UNPAK Bogor)," ujar Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta yang juga penulis 78 buku Antologi Puisi dan Cerpen.
Lebih lanjut Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta mengatakan, program kurikulum Merdeka dan Kampus Merdeka membuka penelitian dan pertukaran mahasiswa dari sejumlah kampus di Indonesia ke Jawa khususnya ke UIKA Bogor.
Baca Juga: Sembunyikan Ganja Seberat 11 Kg di Sawah, Pengedar Narkoba di Bogor Ditangkap Polisi!
Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta menambahkan, sudah dua kali Rumah Baca dikunjungi selain membuka-buka buku sejarah juga belajar kesenian Sunda.
"Kami sangat terbuka bagi siapapun yang mau belajar, terutama bidang sastra khususnya karya puisi," jelas Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta.
Selain budayawan yang sudah ke berbagai provinsi di Indonesia, sambung Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta, masyarakat juga tetap aktif di desanya.
Jabatan Pendiri Kampung Literasi Ace Sumanta yang tadinya Wakil BPD dan Kini Ketua Badan Kerjasama Desa (BKD) dan Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Himalaya. "Semuanya bisa diatur waktunya," ujar sang pujangga lebih dari seribu judul tersebut.
Maka, Kampung Literasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kecintaan Ace Sumanta kepada masyarakat dan ilmu pengetahuan.