RBG.ID – Fakta tentang Redho Tri Agustian, korban mutilasi Waliyin di Sleman sedikit demi sedikit mulai terbongkar.
Terutama, tentang grup tak wajar yang disebutkan aparat kepolisian soal motif dari pembunuhan sadis itu.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengungkap informasi aktivitas keseharian mahasiswa Fakultas Hukum UMY asal Pangkalpinang itu di kampus, yang berkemungkinan berhubungan dengan motif kematiannya.
Baca Juga: SMTOWN Resmi Gelar Konser di Jakarta September Tahun Ini, EXO hingga SNSD Tidak Ikut Serta
Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc, mengungkapkan Redho Tri Agustian merupakan mahasiswa UMY penerima dana hibah penelitian mahasiswa, program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Republik Indonesia Tahun 2023.
Topik penelitian yang diajukan oleh Almarhum yakni mengenai perilaku menyimpang kaum gay (LGBT).
Penelitian tersebut mengharuskan korban mengumpulkan data primer dengan berinteraksi dan memasuki kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan kelompok LGBT.
Informasi yang didapat Prof. Achmad Nurmandi ternyata Almarhum Redho Tri Agustian mencoba memasuki kelompok atau Individu yang terlibat LGBT lewat media sosial Facebook.
"Dari fakta-fakta tersebut bisa diyakini bahwa isu-isu miring mengenai Almarhum saat ini bisa dikatakan tidak benar," tegas salah satu Pimpinan di Majelis Dikti dan Litbang PP Muhammadiyah seperti diberitakan Babel Pos (Jawa Pos Grup), Selasa (25/7).
Prof. Achmad Nurmandi menduga kedua pelaku pembunuhan yang merupakan seorang penjual kerupuk dan pelayan rumah makan ini menjadi responden penelitian dari korban.
Baca Juga: Tak Disangka, Begini Sosok Waliyin Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Redho Tri Agustian di Sleman
Sebab, kedua pelaku pembunuhan itu keseharian aktifitasnya tidak ada hubungan berimbang dengan aktifitas Redho Tri Agustian sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi, dan sebagai peneliti muda.
"Kemungkinan kedua pelaku ini responden penelitian korban tentang LGBT itu," cetus pria asal Belinyu, Bangka ini.