RBG.id — Pemkot Bogor terus memperkuat langkah pengendalian harga pangan di tengah tren kenaikan harga kebutuhan pokok tahun ini.
Salah satu upaya terbaru adalah pengawasan ketat terhadap mutu beras di pasar-pasar daerah, sebagai tindak lanjut arahan pemerintah pusat dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang digelar secara virtual pada Senin (20/10/2025).
Kebijakan ini berangkat dari instruksi Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), yang meminta pemerintah daerah memastikan kualitas beras sesuai label kemasan guna menjaga stabilitas harga.
“Dalam dua minggu ke depan kami akan menerbitkan surat edaran kepada seluruh pedagang, pengecer, dan distributor beras agar menjaga mutu sesuai label. Jika ditemukan pelanggaran, akan diberikan surat teguran, dan bila diulangi, izin usahanya dapat dicabut,” ujar Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Bogor, Dewi Kurniasari, Rabu (22/10/2025).
Baca Juga: TP PKK Kota Bogor Galakkan Literasi dan Kesehatan Mental, Peran Ibu Jadi Kunci Ketahanan Keluarga
Dewi menjelaskan, kebijakan tersebut akan dijalankan secara kolaboratif oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KUKM Dagin), serta Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ).
Ketiga instansi ini akan berkoordinasi dalam memantau distribusi beras di lapangan untuk memastikan tidak ada praktik curang, seperti pencampuran kualitas atau manipulasi kemasan.
“Pengawasan mutu menjadi bagian penting dari strategi stabilisasi harga pangan. Dengan menjaga kualitas, kita mencegah gejolak harga yang bisa timbul akibat turunnya kepercayaan konsumen,” jelas Dewi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Bogor pada September 2025 tercatat 0,20 persen secara bulanan (month-to-month) dan 2,73 persen secara tahunan (year-on-year).
Baca Juga: Pemkab Bogor Telusuri Dugaan Keracunan Program MBG di SDN Ciangsana 02, Seluruh Siswa Kini Pulih
Kenaikan harga daging ayam ras menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan kontribusi 0,13 persen, disusul emas perhiasan (0,08 persen) dan biaya pendidikan tinggi (0,06 persen).
Sementara itu, penurunan harga bawang merah, tomat, dan air kemasan berhasil menahan laju inflasi lebih lanjut.
Dewi menegaskan, Pemkot Bogor akan terus memperkuat koordinasi antarinstansi untuk memastikan pasokan dan harga pangan tetap stabil.
“Kami berkomitmen menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga agar daya beli masyarakat tidak tertekan,” ujarnya.