Kusworo juga memastikan bahwa baik korban maupun pelaku bukanlah anak di bawah umur.
Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini untuk mengetahui apakah peristiwa serupa pernah terjadi sebelumnya.
Kakak Korban Ungkap Kasus ke Publik
Kasus ini mencuat setelah kakak korban, Risma Evita, membagikan cerita melalui akun TikTok miliknya.
Risma mengaku awalnya mengetahui kejadian ini dari sang ibu, yang diberitahu oleh tetangga tentang video adiknya.
“Saya sengaja mengunggah kasus ini untuk mencari pelaku dan memberikan sanksi sosial kepada mereka. Saya khawatir adik saya bukan satu-satunya korban,” ujar Risma.
Risma juga menegaskan bahwa orang dengan kebutuhan khusus, seperti down syndrome, harus diperlakukan dengan kasih sayang dan rasa hormat.
Ia menjelaskan bahwa keluarganya memiliki keterbatasan dalam mengawasi adiknya. Setelah menikah, Risma tinggal terpisah dari keluarga.
Ayahnya bekerja sebagai pengemudi ojek online, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga dengan keterbatasan mobilitas.
“Kami tidak tega melarang aktivitas adik saya secara ketat karena dia akan menangis atau kabur jika terlalu dibatasi,” jelasnya.
Meskipun memiliki keterbatasan, korban dikenal sebagai anak yang rajin. Ia bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan rutin mengaji di masjid.
Namun, Risma baru mengetahui bahwa adiknya sering menjadi korban perlakuan tidak pantas, seperti diberi minuman terlarang, diajari merokok, dan dipaksa memakan makanan yang tidak layak.***