“Kami tidak ingin tragedi serupa terulang. Jika nahkoda tidak fit untuk berlayar, lebih baik tidak dipaksakan,” ujar Andi Nasuha, Kepala Dishub Kaltara. Dikutip RBG.id dari Jawapost pada Sabtu 04 Januari 2025.
Ia menambahkan, meski kondisi armada terbilang baik, kesiapan fisik dan mental nakhoda tetap menjadi faktor kunci dalam mencegah insiden.
Berdasarkan laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), banyak kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia.
“Jangan sampai ada nahkoda yang kurang tidur dan langsung bertugas di pagi hari. Itu sangat berisiko,” tambahnya.
Dishub Kaltara menegaskan, pengurangan jumlah armada bukanlah tujuan utama kebijakan ini.
Fokus utama adalah memastikan, setiap speed boat yang beroperasi dikendalikan oleh nakhoda yang benar-benar siap dan dalam kondisi terbaik.
Baca Juga: Terlalu Dekat dengan Stasiun BNI, PT KAI Resmi Tutup Stasiun Karet Mulai Februari 2025 Mendatang
Andi juga mengimbau para pemilik dan operator speedboat untuk bekerja sama dalam menjaga keselamatan penumpang dengan mematuhi semua aturan yang berlaku.
Dengan langkah pengawasan yang lebih ketat, diharapkan perjalanan menggunakan transportasi air di wilayah ini menjadi lebih aman.
Karena sejatinya peningkatan pengawasan ini menjadi kunci utama dalam mencegah insiden di perairan Kalimantan Utara dan memastikan keselamatan seluruh pengguna transportasi air.***
Artikel Terkait
Fakta Baru Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Balaraja, Kapolsek Cinangka : Korban Sempat Minta Bantuan Pendampingan Polisi
Nekat Maling Motor di Stadion Bantul, Malah Apes Ketangkep Usai Jatuh Ditendang warga, Begini Kronologinya
Asyik Mantai Berujung Petaka, Speedboat Dua Nona Tenggelam Usai Patah Tabrak Batang Pohon di Perairan Maluku: 8 Penumpang Tewas
Speedboat Dua Nona Patah Tabrak Batang Kayu hingga Tenggelam di Laut, 8 Orang Tewas: Polisi Tahan Nahkoda, ABK dan Pemilik
Ngeri Banget, Ini Awal Mula Speedboat Tenggelam di Perairan Maluku yang Tewaskan 8 Orang Penumpang, 20 Orang Selamat