Lahir dari Seorang Nelayan, Pradita Adityya Dulu Gagal Jual Cacing Kini Sukses Miliki 16 Toko Besi dan 8 Kapal Laut

Ia memang didik oleh orang tuanya untuk menjadi anak yang pekerja keras sehingga kehidupannya kelak akan lebih baik. 

Berkat didikan orang tuanya, Pradita menjadi sosok pembelajar yang pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.

Baca Juga: Update 8 Pemain Timnas Indonesia yang Dipanggil STY untuk Piala AFF 2024, Terbaru Ada Ronaldo Kwateh!

Bahkan, sejak SMP dirinya memutuskan untuk hidup mandiri dengan merantau ke Surabaya.

Hal itu dilakukannya agar ia bisa menguatkan pundaknya dan terbiasa hdiup dengan kemandirian.

Selama merantau di Surabaya, Pradita hanya diberi uang saku oleh ibunya senilai Rp 60 ribu dengan satu harinya dijatah RP 2 ribu saat itu.

"Sebulan dikasih uang saku emak (ibu) Rp60 ribu. Jadi sehari jatah saya Rp2 ribu," ungkap Pradita Adityya, dikutip RBG dari YouTube PecahTelur, pada Selasa, 12 November 2024.

Baca Juga: Polisi Gelar Olah TKP Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92, Arus Lalu Lintas Dialihkan

Meskipun dengan ekonomi yang terbatas, rupanya Pradita tetap bisa melanjutkan pendidikan SMA hingga perguruan tinggi di Surabaya.

Lantaran memiliki jiwa pebisnis sejak kecil, dari SMA ia mulai kembali berbisnis dengan membuka dua usaha yakni parfum dan jus buah.

Ide jualan jus buah dan parfum rupanya berkat keahliannya dalam membaca peluang bisnis.

Awalnya ia menilai di sekitar tempat kosnya banyak yang menjual jus buah, namun di desanya sendiri tidak ada yang menjual. Ia pun terinspirasi untuk membuka usaha jus buah di desanya.

Baca Juga: Nikmatnya Buah Pepaya yang Segar Ini 7 Manfaat Baik untuk Kesehatan Tubuh dan Kulit

Namun, jatuh bangun mempertahankan bisnis memang benar adanya. Bisnis parfum dan jus buah yang ia rintis terpaksa diberhentikan.

Ia berhenti jualan parfum setelah tahu ternyata produk yang ia jual merupakan barang palsu.

Sementara itu, bisnis jus buahnya ia tutup karena pegawai yang ia pekerjakan tidak jujur. Alih-alih untung, Praditya justru merugi akibat ulah karyawannya.