RBG.id -- Terlapor kasus pelecehan terhadap 20 santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Isra Karawang, Kiki Andriawan, akhirnya buka suara.
Belakangan ini, nama pondok pesantren Al Isra Karawang ramai diperbincangkan usai beredar kabar 20 santriwatinya alami pelecehan oleh pimpinan ponpes tersebut.
Kabar pilu itu terungkap setelah 6 korban bersama orang tuanya melaporkannya ke Polres Karawang untuk ditindaklanjuti.
Baca Juga: Kimberly Ryder Minta Nafkah Rp5 Ribu Saja, Sebut Tidak Ingin Persulit
Mendengar namanya menjadi terduga pelaku pelecehan 20 santriwati, Kiki Andriawan selaku pimpinan Ponpes Al Isra akhirnya muncul ke publik.
Terlapor pun menghadiri Konferensi Pers di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang, pada Jumat, 9 Agustus 2024 untuk menjawab tudingan yang menyeret namanya.
Dalam merespon tudingan tersebut, Kiki membantah bahwa apa yang dilaporkan tersebut tidak benar adanya. Bahkan, ia mengaku siap untuk divisum guna membuktikannya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Jelang Prancis vs Spanyol di Laga Final Olimpiade Paris 2024, Skuad Ayam Jantan Tak Terkalahkan
“Adapun tindakan-tindakan yang didugakan kepada saya, itu tidak benar, kalau benar-benar saya pegang (melakukan pelecehan seksual), saya siap untuk di visum," ujar Pimpinan Pondok Pesantren Al Isra, Kiki Andriawan, dikutip RBG dari KarawangBekasi.Disway, pada Jumat (9/8/2024).
Kiki juga mengungkapkan bahwa kasus yang dilaporkan sudah banyak dilebih-lebihkan oleh pelapor.
Bahkan, ia juga mengungkapkan bahwa jumlah santri kelas IX yang ada di pondok pesantren tersebut hanya terdiri dari 16 santri, yang terdiri dari 11 perempuan dan 5 laki-laki.
Baca Juga: Lomba Makan Kerupuk Punya Sejarah Unik Lho, Berhubungan dengan Kehidupan di Awal Kemerdekaan
Sehingga, kiki menjelaskan bahwa santri yang ada di bawah bimbingannya tidak mencapai 20 santri.
Kiki juga menambahkan bahwa di antara 6 santriwati yang melapor, ada yang jarang berkomunikasi dengannya, namun tetap ikut melapor.
Dibalik bantahannya tersebut, Kiki justru mengaku memang pernah khilaf kepada santriwatinya dengan berkata kasar saat memberi peringatan.
Bahkan, ia mengakui telah terlalu keras dalam mendidik karena para santri yang sering tidak mematuhi aturan.
Baca Juga: Ungkapan Hati Menpora Dito Ariotedjo Sebelum Indonesia Koleksi 2 Emas Olimpiade Paris 2024
Namun, sejauh ia menegur, dirinya memastikan tidak pernah ada kontak fisik kepada santri, terlebih kepada santriwati.
Tudingan pelecehan yang dituding kepada dirinya, justru menurut Kiki adalah bentuk tuduhan akibat ada santriwati yang memendam kekesalan pada dirinya.
Lanjutnya, ia memang pernah menegur santri yang ketahuan berpacaran dan langsung melarangnya.
Namun, hal tersebut dinilai kiki menjadi penyebab atas kekesalan santri kepada dirinya yang telah menegur lantaran ketahuan berpacaran.
Baca Juga: Bobotoh Merapat! Ini Prediksi Skor Persib Bandung vs PSBS Biak di Liga 1, Duel Pembuka Dua Jawara
Terkait kasus tersebut, Kiki juga menjelaskan bahwa dirinya telah membuat kesepakatan dengan santriwati dan orang tuanya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hingga kini, Kiki pun menyesal dengan adanya tudingan yang menyebut bahwa dirinya melakukan pelecehan terhadap 20 santriwati di ponpes yang ia pimpin.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa 20 santriwati di Ponpes Al Isra alami pelecehan yang dilakukan oleh pimpinan ponpes tersebut.
Kabar ini muncul ke publik usai orang tua para korban mendatangi Polres Karawang guna melaporkan terduga pelaku.
Artikel Terkait
Pantas Saja Oknum Pengurus Bisa Sesuka Hati Nikahi Santriwati, Ponpes Habib Merah Lumajang Ternyata Tak Kantongi Izin Operasi
Profil Muhammad Erik, Pengasuh Ponpes Habib Merah di Lumajang yang Nikahi Santriwati di Bawah Umur hingga Hamil Diduga Masih Buron
Nasib Muhammad Erik Pengasuh Ponpes Lumajang yang Nikahi Siri Gadis di Bawah Umur, Kapolres: Terancam Penjara 15 Tahun
Noda Merah Skandal Pernikahan di Bawah Umur di Ponpes Habib Merah Lumajang, Korban Di Iming-Imingi Harta hingga Masuk Surga
Pimpinan Ponpes Lecehkan 20 Santriwati, Polisi Buru Pelaku yang Melarikan Diri
Ya Ampun, Ponpes Karawang yang Lecehkan 20 Santriwati Tak Punya Izin Aktif