Menurut Psikiater Konsultan Adiksi dr. Firdaus Yamani, beberapa pasien masih meracau dan sulit tidur, sehingga mereka diberikan suntikan penenang.
Terhitung sejak 7 Juli 2024 lalu, RSJ Sambang Lihum mulai kedatangan pasien yang diduga mabuk imbas menkonsumsi kecubung oplosan.
Pasien tersebut diinformasikan berasal dari beberapa wilayah di Kalimantan Selatan, termasuk Banjarmasin, Baritokuala, dan Hulu Sungai Selatan. Mayoritas didominasi oleh laki-laki meski di antaranya ada sejumlah perempuan.
Dua pasien meninggal dunia dikonfirmasi oleh Direktur RSJ Sambang Lihum Yuddy Riswandhy Noora pada Selasa (9/7).
Efek negatif kecubung sudah dikenal oleh masyarakat adat Dayak di desa-desa terpencil di Kecamatan Loksado, Kabupaten HSS.
Menurut Kades Kamawakan Ardani, warga di sana tidak mengonsumsi kecubung karena diberitahu oleh para tetua bahwa buah tersebut berbahaya dan bisa menyebabkan gangguan jiwa.
Di Banjarmasin sendiri, populasi Tanaman kecubung tumbuh di habitat sawah hingga hutan pegunungan.
Beberapa warga memanfaatkan pucuk tanaman sebagai sayur lalapan, sementara buahnya sering disalahgunakan untuk mabuk.
Ardani mengaku pernah melihat temannya mabuk kecubung, yang efeknya bisa berlangsung hingga dua minggu.
Warga Loksado sangat akrab dengan alam dan tumbuhan di sekitar mereka, sehingga mengetahui mana tumbuhan yang bermanfaat dan mana yang berbahaya.***
Artikel Terkait
Heboh Video yang Diduga Thariq Halilintar dan Fuji Mabuk-mabukan Bareng di Kelab Malam
Sadis! Gegara Mabuk, Pemulung di Tangerang Tusuk Teman Kerjanya Hingga Tewas
Pemotor Tabrak Trotoar Stadion Pakansari Bogor, Diduga Berkendara Dalam Keadaan Mabuk
Kim Sae Ron Kembali Berakting Usai 2 Tahun Absen Imbas dari Kasus Mengemudi saat Mabuk
Viral Video Tiga Remaja Mabuk Boncengan Naik Satu Motor di Blitar hingga Terkapar di Jalan, Ini Faktanya
Justin Timberlake Ditangkap Polisi Usai Berkendara Sambil Mabuk, Bakal Jalani Sidang Pada 26 Juni 2024