RBG.ID - Bogor memiliki keunggulan komparatif di bidang pertanian dan perkebunan. Karena itu, mestinya petani Bogor lebih serius berorientasi ekspor.
Demikian pernyataan Anggota DPR RI Ravindra Airlangga di tengah kunjungannya menemui para petani dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di hotel Duta Berlian Dramaga, Kabupaten Bogor pukul 11.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB.
Dilanjutkan ke acara yang sama dengan para petani dan pelaku UMKM Ciampea di Gedung hotel Cakrawala Nuansa Nirwana Ciampea dari sejak pukul 13.00 WIB hingga 14.30 WIB yang diakhiri di Aula Darma Mulia Cibungbulang Kabupaten Bogor bersama warga, petani dan pelaku UMKM di kawasan Cibungbulang Kabupaten Bogor dalam acara bimbingan teknis seputar pertanian dan perikanan serta peternakan terutama potensi ekspor di Kabupaten Bogor.
Baca Juga: Vladimir Putin Kembali Izinkan Warga Ukraina Masuk Rusia Tanpa Visa
Di hadapan ratusan petani dan pelaku usaha mikro dan kecil yang didominasi kelompok millennial itu, Ravindra yang merupakan anak Ketum (Ketua Umum) Partai Golkar Airlangga Hartarto itu mengingatkan, Bogor memiliki potensi perkembunan yang sangat besar.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, kata dia, komoditas perkebunan dan pertanian Kabupaten Bogor antara lain kopi, kakao, teh, tanaman hias, juga produk pertanian lainnya.
Ravindra menyebut bahwa tahun 2022, total produksi sekitar 7 juta ton secara keseluruhan.
Baca Juga: Jennie BLACKPINK Tunjukkan Dukungannya untuk Penampilan Terakhir Lisa di 'Crazy Horse Paris'
Dan angka ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu produksi perkebunan unggulan Bogor, sambung dia, adalah kopi jenis robusta.
Tahun 2021, sebanyak 4 ribu ton biji kopi diproduksi dari daerah ini.
“Bogor sangat penting karena merupakan penyangga utama Jabodetabek. Banyak pangan dan bahan baku industri makanan yang disupply oleh Kabupaten Bogor. Sehingga Bogor memiliki keunggulan komparatif di bidang pertanian dan perkebunan,” kata Anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar itu.
Baca Juga: Arief Soemarko Bak Hilang Ditelan Bumi, Suami Wayan Mirna Salihin Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Ravindra mengingatkan, Indonesia pernah menjadi produsen tebu terbesar di dunia.
Itu terjadi tahun 1930-an. Hal itu terjadi salah satunya karena penggunaan bibit yang sesuai, yakni bibit POJ 878.
Artikel Terkait
Rektor IPB University Arif Satria Jawab Pertanyaan Masyarakat Terkait Kontribusi di Bidang Pertanian
Arif Satria: 70 Persen Alumni IPB University Berkecimpung di Bidang Pertanian
Lesti Kejora di Angkat Jadi Duta Petani Milenial Oleh Kementerian Pertanian, Ini Alasannya
Selesai Dini Hari, KPK Geledah Rumah Dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Setengah Hidupnya Bekerja di Pemerintahan, Simak 7 Fakta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
KPK Temukan Uang Puluhan Miliar hingga Senjata Api di Rumah Dinas Menteri Pertanian, Hukuman Bisa Seumur Hidup
KPK Sebut Ada Upaya Pemusnahan Bukti, Polisi Usut 12 Senpi di Rumdin Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo