RBG.id - Anak-anak yang menjadi penyitas gempa bumi Cianjur, masih dalam belenggu ketakutan. Ketakutan tersebut, kerap kali menghantui setiap kali ada kepanikan atau getaran yang terjadi. Bahkan, belum lama ini, beredar video seorang anak yang menangis dalam pelukan orang tuanya, lantaran sang ayah tengah mencari barang di reruntuhan rumahnya yang sudah roboh akibat gempa bumi.
Psikolog, Retno Lelyani Dewi mengatakan, faktor keluarga menjadi hal penting dalam pemulihan psikis anak, pascabencana terjadi. Sehingga tidak ada batasan waktu tertentu, setiap anak berbeda-beda dalam pemulihan.
"Tidak ada batas waktu tertentu, karena untuk setiap anak dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya faktor keluarga. Jika bantuan atau dorongan keluarga sangat besar seperti memberi rasa aman dan mengkondisikan bahwa hal itu hal biasa yang bisa diatasi, anak akan berangsur merasa aman," ujarnya.
Lanjut Retno, hal ini akan membangun mindset anak untuk menjadi tangguh dan berani. Selain itu, keluarga turut memfasilitasi anak dengan kegiatan bermain yang positif. Peluang anak untuk pemulihan dari trauma pun menjadi lebih cepat.
BACA JUGA : Masa Tanggap Hingga Transisi Darurat Gempa, Disdukcapil Cetak Ribuan Admininduk
Bahkan, yang harus menjadi perhatian lebih untuk anak penyitas bencana gempa bumi Cianjur, trauma semakin menguat dua minggu setelah kejadian bencana. Anak mengalami Post Trauma Stres Disorder (PTSD).
"Dua minggu setelah kejadian itu traumanya semakin menguat, sehingga perlu diperiksa dan diterapi oleh psikolog klinis," tuturnya.