RBG.id, CIANJUR - Warga terdampak gempa di pengungsian Kampung Cibeleng Hilir, RT03/RW01, Desa Cikancana, Kecamatan Gekbrong hanya makan sekali sehari. Pasalnya, dapur umum yang disediakan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) itu, hanya menyediakan satu kali pasokan makan bagi warga yang terdampak.
Sedangkan dalam aturan Kemensos seharusnya pasokan makan bagi korban terdampak yang tinggal di pengungsian sebanyak dua kali.
Hal itu diduga akibat supplier yang meraup keuntungan terlalu besar dari pengadaan bahan baku makanan.
Salah satu warga setempat, Zainal (40) mengatakan, saat ini ia dan para pengungsi lainnya hanya mendapatkan satu kali makan dari dapur umum.
BACA JUGA : Encuy Gelar Trauma Healing di Pengungsian Benjot
Para pengungsi baru dapat makan pada sore hari, karena suplai bahan baku baru didapatkan baru ada menjelang siang harinya. "Makan hanya satu kali yakni pada sore hari saja, karena yang masaknya telat sekitar jam 11.00 WIB. Harusnya kan dua kali baru bisa dibilang makan normal," katanya, Senin, (12/12).
Selain itu, menu makanan yang didapatkan hanya alakadarnya, jauh dari makanan empat sehat lima sempurna. "Sempat sih makan daging ayam dan sapi itu pas tiga hari awal setelah kejadian gempa. Namun setelah itu menunya nugget, mie, kadang telor. Pernah dikasih buah-buahan, itu pun cuma cukup buat yang masak aja," paparnya.
Hal senada dikeluhkan warga lainnya, Lilis yang terlibat sebagai ibu-ibu yang mengolah bahan makanan di dapur umum.
Ia menyebutkan, hanya dapat menyediakan satu bungkus perharinya untuk masing-masing jiwa. "Jadi satu bungkus itu untuk dua kali makan, yah menunya alakadarnya saja," ungkapnya.
BACA JUGA : Gerindra Bangga Presiden Datang Tinjau Kondisi Cianjur Pasca Diterjang Gempa