"Upaya kami hanya mengusulkan. Tapi yang menjadi skala prioritas tentu ruang kelas yang rusak berat," katanya.
Namun untuk mengadakan perbaikan atau rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat membutuhkan biaya sangat besar. Estimasi biayanya pun sangat besar rata-rata di kisaran Rp100 juta per ruang kelas.
"Tinggal dikalikan saja, jumlah ruang kelas yang rusak sebanyak 1.649 unit dikali Rp100 juta. Sangat besar," ujarnya.
Sementara itu, Kabid SMP Disdikpora Cianjur, Helmi Halimudin mengatakan, pihaknya ingin membereskan semua ruang kelas yang menjadi prioritas perbaikan. Namun terkendala anggaran.
"Yang jelas kita sumbernya dari dana alokasi khusus (DAK), Banprov dan dana alokasi umum (DAU). Sedangkan itu terbatas, jadi kalau melihat mencoba direalisasikan per tiap tahunnya sepertinya melihat kondisi sekarang lima sampai sepuluh tahun juga belum beres," katanya.
Saat ini tambah Helmi, pihaknya telah berupaya dengan melakukan perbaikan puluhan ruang kelas.
"Saat ini rehab yang dilaksanakan satu ruang laboratorium sumber dari DAK, DAU 24 ruang kelas pokir aspirasi 1 ruang," ujarnya.
Sementara itu Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pihak dinas terkait telah dipanggil untuk mengecek langsung ke lapangan terkait kondisi banyaknya ruang kelas yang rusak.