Selain itu, harus terkoneksi dengan feeder dan jaringannya luas.
“Jika populasi sedikit nanti ada tantangan seperti LRT Palembang yang kondisi ridershipnya penumpang hariannya belum maksimal (berdasarkan penglihatan saya saat kunjungan terakhir),” tutur Ridwan Kamil.
BACA JUGA : Kunjungi Rumah Mahasiswi IPB yang Hanyut di Gorong-gorong, Ridwan Kamil: Saya Usulkan Pencarian Pakai Drone
Menurut dia, diskusi di Jababeka itu sifatnya akademis membahas plus minus pembangunan indonesia dari zaman dulu hingga sekarang. Bukan format tanya jawab dengan media.
“Mungkin kebiasaan saya sebagai mantan dosen yang selalu berargumen dengan memberi contoh studi kasus. Suka lupa bahwa dalam berstatemen akademik, melekat jabatan saya sebagai pemimpin daerah, sehingga ada kritikan “urus aja atuh jabar, jangan sok komen pembangunan daerah lain”. Kritikan itu saya terima dengan lapang dada,” papar Ridwan Kamil.
Namun, sambung dia, jika itu kurang berkenan dan keliru, sekali lagi Ridwan Kamil memohon maaf.
“Mungkin saya harus update dan jalan-jalan lagi ke Kota Palembang yang pembangunannya memang keren, pesat dan luarbiasa. Indahnya kembang di motif baju. Menjual gaun ke pulau Sumatera. Kota Palembang memang maju. Warganya pun bahagia sejahtera,” jelasnya. (*/rbg)