bandung

Terancam Bangkrut, Usaha Industri Bata Merah Kutawaringin Terseok-seok

Kamis, 11 Agustus 2022 | 15:58 WIB
Seorang perajin bata merah, Asep (60) sedang melakukan proses pembakaran bata merah, Rabu (10/8). (FOTO: NUR ILHAM NATSIR/ RADAR BANDUNG)

RBG.ID, KUTAWARINGIN - Semakin berkurangnya lahan untuk bahan baku tanah lempung, menjadi ancaman besar keberlangsungan industri tradisional bata merah di Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.

Setidaknya terdapat 11 industri tradisional bata merah di wilayah tersebut yang kini terseok-seok menghadapi ancaman kebangkrutan. Selain menipisnya persediaan bahan baku, zaman yang terus bergerak, menawarkan sejumlah alternatif pengganti bata merah dengan teknologi dan harga yang lebih murah.

Siang itu, sekira pukul 12.30 WIB, seorang pengusaha bata merah paruh baya, Asep (60) sedang menyelesaikan proses pembakaran bata merah bersama saudaranya dan beberapa pekerja lainnya di pabrik bata miliknya di Desa Jelegong.

Satu per satu bata disusun hingga menjulang tinggi bak membentuk sebuah dinding. Lalu setelahnya pembakaran dimulai dengan memasukkan bahan bakar dari potongan kayu yang telah disiapkan.

"Ngebakarnya ini sehari semalam, jadi ditungguin aja," ujarnya membuka obrolan.

Pembakaran hanya dilakukan sekali dalam kurun waktu satu setengah bulan atau sekitar 45 hari. Dalam sekali bakar, Asep dan pekerja lainnya bisa menyelesaikan 20.000 bata. Batu bata yang telah dibakar, siap untuk dipasarkan dan dibanderol dengan harga Rp600 per buah.

"Memulai usaha bata sekitar tahun 1985. Tahun-tahun sebelumnya, warga desa lebih banyak bekerja sebagai buruh tani, buruh macul di sawah milik orang lain, ada yang sampai ke Subang, Majalaya, Karawang,” tuturnya.

Halaman:

Tags

Terkini