Minggu, 21 Desember 2025

Apa Itu Hisab dan Rukyatul Hilal? Dua Metode Versi NU dalam Penentuan Awal Ramadhan 2025

- Jumat, 28 Februari 2025 | 13:30 WIB
Ilustrasi teleskop untuk menentukan hisab penetapan 1 Ramadhan 2025 yang diumumkan dalam sidang isbat Kemenag. (Unsplash.com/Matthew Ansley)
Ilustrasi teleskop untuk menentukan hisab penetapan 1 Ramadhan 2025 yang diumumkan dalam sidang isbat Kemenag. (Unsplash.com/Matthew Ansley)

RBG.ID - Awal Ramadhan 2025 atau Ramadhan 1446 Hijriah akan ditentukan Kementerian Agama (Kemenag) dalam sidang isbat yang akan digelar hari ini, Jumat 28 Februari 2025.

Sidang isbat yang akan dilakukan Kemenag dijadwalkan bakal digelar pukul 18.30 WIB.

Dalam menentukan awal Ramadhan 2025 tersebut, terdapat metode khusus yang perlu dilakukan.

Baca Juga: Sidang Isbat Digelar Sore Ini, Intip 125 Titik Lokasi Pemantauan Hilal 1 Ramadhan 2025

Metode khusus untuk menentukan awal Ramadan di Indonesia antara lain hisab dan rukyat.

Metode ini yang dipakai oleh beberapa organisasi masyarakat (ormas) besar Islam hingga pemerintah di Indonesia untuk menentukan awal Ramadan.

Lantas apa itu meteode hisab dan rukyat?

Berikut ini pengertian metode hisab dan rukyat sebagai penentu penetapan 1 Ramadan dalam sidang isbat Kemenag:

Baca Juga: Nonton Online Sidang Isbat 1 Ramadhan 2025 Dimana dan Jam Berapa? Cek Link Live Streaming di Sini, Bisa Klik di HP atau PC Kualitas HD

1. Metode Hisab

Hisab dapat diartikan dengan penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.

Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia, salah satunya menggunakan metode kontemporer.

Caranya, yakni menggunakan rumus-rumus yang ada pada kitab tersebut, seperti bagaimana cara untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada.

Baca Juga: Apakah Menggunakan Obat Tetes Saat Berpuasa Mata Dapat Membatalkan Puasa? Ini Kata Buya Yahya

2. Metode Rukyatul Hilal

Dalam proses rukyatul hilal, Kemenag menetapkan 125 lokasi titik rukyatul hilal di seluruh Indonesia.

Untuk diketahui, rukyatul hilal adalah proses melihat dan mengamati hilal langsung.

Hilal secara bahasa adalah bulan sabit. Hilal disebut juga bulan sabit muda sangat tipis yang terjadi pada fase awal bulan baru.

Dalam prosesi melakukan rukyatul hilal, maka para petugas yang melakukan pengamatannya akan dilakukan pada hari ke 29 atau malam ke 30, dari bulan yang sedang berjalan.

Baca Juga: Sering Tiba-tiba Menggigil Saat Tidur? Bisa Jadi Kena Infeksi Hingga Hipoglikemia, Cari Tau Penyebabnya di Sini

Misalnya, kalau untuk Ramadhan, maka rukyatul hilal atau pengamatan dalam proses melihat hilal itu akan terjadi di akhir bulan.

Umumnya, metode Rukyat digunakan guna menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadan, dan Syawal.

Dalam melakukan pemantauan, Kemenag bekerja sama dengan organisasi masyarakat Islam, pakar BMKG, pakar Lapan, dan pondok pesantren yang telah melakukan penghitungan di wilayahnya.

Baca Juga: Tidur Seharian Saat Berpuasa, Apakah Dapat Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan dari Buya Yahya

Penghitungan tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya "salah lihat".

Untuk ketinggian hilal di Indonesia diperkirakan berada di kisaran 3° hingga 4° dengan sudut elongasi 4° hingga 6°.

Itulah pengertian metode Hisab dan Rukyatul Hilal sebagai penentu penetapan 1 Ramadan dalam sidang isbat Kemenag sore ini Jumat 28 Februari 2025.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X