Minggu, 21 Desember 2025

Ketua Umum Kadin Jadi Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo

- Selasa, 5 September 2023 | 06:02 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid

Menurutnya, sikap memaafkan dan mengajak seluruh kader untuk move on memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik. "Baik dari Ketua Umum Mas AHY maupun seluruh jajaran Partai Demokrat," paparnya.

Baca Juga: Ini Tanda - tanda Joe Jonas dan Sophie Turner Berpisah

Sudirman mengatakan, kesediaan untuk tetap bekerja sama dalam agenda-agenda kebangsaan yang lebih besar adalah sikap yang terpuji, yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan subyektif masing-masing pihak.

Dia melihat AHY dan Anies Baswedan adalah generasi baru pemimpin Indonesia yang cerdas, santun, visioner, dan tetap menjunjung etika dan integritas.

"Yang terjadi diantara keduanya bukanlah tindak pengkhianatan satu sama lain, melainkan niat baik dan komitmen bekerja sama yang belum bertemu momentum," tegasnya.

Keduanya memiliki keterbatasan dalam mewujudkannya, terlebih Anies yang bukan pengurus atau kader partai tertentu, sehingga tidak punya daya paksa untuk memutuskan apa yang sudah menjadi pilihannya.

Sudirman berdoa AHY dan Partai Demokrat akan menemukan jalan terbaik untuk bersama-sama terus berkontribusi bagi perbaikan dan kebaikan Indonesia ke depan.

Menurutnya, semua menyadari bahwa pemilu dan pilpres hanyalah satu fragmen pengelolaan bangsa dan negara. "Bila dalam pemilu belum bisa bekerja sama, masih banyak agenda-agenda besar yang dapat mempertemukan kedua tokoh muda ini," tandasnya.

Baca Juga: Resmi Debut! RIIZE Umumkan Nama Fandom, Kira-kira Apa Ya?

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas turut mengomentari perkembangan politik terkini, khususnya soal capres-cawapres. Yaqut meminta masyarakat memilih calon yang tepat. Serta tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat.

"Harus dicek betul," katanya. Misalnya dicek apakah ada calon yang pernah nggak calon pemimpin yang pernah memecah-belah umat. Kalau dirasa pernah ada yang demikian, Yaqut meminta jangan dipilih.

Selain itu, Yaqut juga meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Menurut dia, agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat atau masyarakat. Yaqut mengingatkan bahwa umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk semesta alam.

Baca Juga: Bercerai, Segini Harta Kekayaan Joe Jonas dan Sophie Turner

"Bukan rahmatan lil islami, tok (saja)," kata Yaqut. Untuk itu, pemimpin yang ideal menurut menurut Yaqut, harus mampu menjadi rahmat bagi semua golongan. Dia mengajak masyarakat melihat calon pemimpin saat ini, apakah pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak.

Mantan anggota DPR dari PKB itu menyampaikan pentingnya penelusuran rekam jejak saat menentukan calon pemimpin bangsa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X