Lagu ini diputar dalam bentuk instrumental karena pada masa itu, kondisi politik kolonial Belanda sangat ketat dan pemutaran lagu dengan lirik yang menyuarakan semangat kebangsaan dapat dianggap sebagai tindakan yang subversif.
“Indonesia Raya” akhirnya diakui sebagai lagu kebangsaan Indonesia setelah merdeka dan tetap menjadi simbol persatuan dan kebanggaan bangsa.
3. Pemilihan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan
Salah satu keputusan penting yang dihasilkan dalam Sumpah Pemuda adalah penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Pilihan ini cukup menarik karena Bahasa Indonesia, yang pada masa itu dikenal sebagai Bahasa Melayu, bukanlah bahasa mayoritas di Nusantara.
Meski demikian, Bahasa Melayu dipilih karena penggunaannya yang luas di berbagai daerah dan lebih mudah dipahami sebagai bahasa komunikasi antar daerah dibandingkan bahasa lokal lainnya.
Keputusan ini mencerminkan kebijaksanaan dan pemikiran yang jauh ke depan, karena bahasa adalah salah satu alat pemersatu paling kuat bagi suatu bangsa.
4. Terinspirasi oleh Gerakan Pemuda di Dunia
Gerakan pemuda di Indonesia juga mendapat inspirasi dari gerakan nasionalis di negara-negara lain, seperti India dan Filipina.
Dalam masa penjajahan, ide-ide nasionalisme dan kemerdekaan banyak berkembang di kalangan pemuda yang mulai terdidik dan terpapar dengan perkembangan dunia internasional.
Keberanian pemuda-pemuda di India dan Filipina dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan menjadi salah satu dorongan bagi para pemuda di Indonesia untuk bersatu dalam melawan penjajahan dan menuntut kemerdekaan bagi Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah tonggak penting yang membuktikan bahwa semangat persatuan dapat menjadi kekuatan yang luar biasa dalam meraih kemerdekaan.