RBG.id - Motor matic memang diciptakan biar hidup di jalanan makin praktis. Gas dipelintir, motor langsung melaju, tanpa drama pindah gigi.
Tapi justru karena terlalu gampang, banyak pengendara yang lupa kalau kemudahan ini butuh teknik dan disiplin khusus. Satu kesalahan kecil aja bisa bikin CVT jebol, motor oleng, bahkan bikin rider kelempar dari jok!
Masalah ini bukan gara-gara oli eceran atau bensin oplosan, tapi karena dua kebiasaan sepele yang dilakukan tanpa sadar. Sepele di tangan, tapi bisa jadi bencana di dompet dan di jalan raya.
Seorang instruktur safety riding yang viral di YouTube membongkar dua dosa besar para pengguna motor matic yang wajib dihindari. Dan yakin deh, hampir semua pengendara pemula pernah melakukan salah satunya.
Dosa Pertama: Gas dan Rem Pacaran Bareng
Kalimat sakral pertama dari sang instruktur:
“Jangan pernah tarik rem sambil gas masih muter!”
Ini penyakit klasik rider pemula yang baru pindah dari sepeda kayuh atau motor kopling. Karena belum punya refleks yang benar. Begitu panik, dua-duanya rem dan gas langsung ditarik bersamaan.
Padahal, di sistem CVT (Continuously Variable Transmission), semua komponen bekerja sinkron: kampas kopling, pulley, dan v-belt saling berputar dengan perhitungan torsi yang presisi.
Saat kamu tetap pelintir gas tapi rem juga aktif, ketiganya langsung saling bentrok gaya. Hasilnya?
Gesekan brutal, panas ekstrem, dan umur CVT pun pendek drastis.
Efek lanjutannya: motor nyentak, bergetar, bahkan nggak mau jalan sama sekali.
“Kalau kebiasaan kayak gitu terus, CVT bisa rusak parah. Biasanya gejalanya muncul dari getaran di bagian belakang,” jelas sang instruktur.
Cara benernya? Simple banget:
1. Lepas gas dulu sampai motor melambat.
2. Baru tarik tuas rem pelan-pelan.
Gas dan rem itu nggak pernah bisa akur, sob. Kalau gas nyala, rem wajib mati. Kalau mau rem, gas harus netral total. Itu rumus sakral buat semua pengendara matic!
Dosa Kedua: Panik, Langsung Narik Rem Kanan!
Dosa kedua ini lebih berbahaya. Karena bukan cuma CVT yang kena, tapi juga nyawa kamu taruhannya.
Kebanyakan rider, begitu panik lihat halangan di depan. Misal ada mobil nyebrang, emak-emak belok tanpa sein, atau anak kecil nyelonong. langsung narik rem kanan alias rem depan.
Padahal ini kesalahan paling fatal.
Rem depan punya cengkeraman jauh lebih kuat dibanding rem belakang. Saat kamu tarik mendadak, seluruh bobot motor langsung pindah ke depan.
Roda belakang kehilangan traksi, motor langsung selip, oleng, dan ambyar di tempat.
“Kalau di jalan licin atau berbatu, itu bahaya banget. Bisa langsung jatuh,” kata sang instruktur dalam vidionya.
Makanya, prioritaskan rem kiri (rem belakang) untuk pengereman utama, terutama saat berhenti mendadak.
Rem belakang berfungsi menyeimbangkan motor, mengontrol laju secara bertahap, dan menghindari slip berbahaya.
Teknik Rahasia: Rem Itu Diurut, Bukan Dihajar!
Kata sang instruktur, “pengereman yang aman itu harus diurut.”
Maksudnya, jangan langsung tarik rem dalam-dalam kayak mau ngerem truk.
Langkah idealnya begini:
1. Buang gas dulu sampai nol.
2. Tarik rem kiri perlahan.
3. Tambah tekanan sedikit demi sedikit sampai motor benar-benar berhenti.
Teknik ini disebut gradual braking. Dengan metode ini, motor berhenti lebih halus, posisi stabil, dan pengendara di belakang kamu masih punya waktu buat ngantisipasi.
Kalau kamu langsung hard braking alias tarik mendadak, motor bakal nyentak, oleng, dan bikin kendaraan belakang kaget.
“Jangan ditarik sekaligus, sob. Diurut aja, motor bakal berhenti mulus,” ujar sang instruktur.
Latih Refleks, Biar Nggak Jadi Korban CVT
Selain dua dosa di atas, ada beberapa kebiasaan tambahan yang juga wajib kamu ubah mulai sekarang:
1. Belajar di tempat sepi dulu. Jangan langsung latihan di jalan raya. Biasakan refleks tangan kanan-kiri biar nggak salah tarik.
2. Jangan matikan motor pakai standar samping. Fitur itu dibuat untuk safety biar mesin nggak nyala saat standar turun, bukan buat matiin motor tiap kali berhenti.
3. Pikiran harus tenang. Karena kalau udah panik, refleks bakal kacau. Dan dalam berkendara, sepersekian detik bisa jadi batas antara selamat atau celaka.
Salah Rem, CVT Jebol, Dompet Ambyar!
Harus diingat! CVT itu jantung motor matic. Sekali rusak, biaya servisnya bisa bikin kamu menyesal seumur hidup. Belum lagi risiko jatuh kalau salah tarik rem di jalan.
Lebih baik berhenti lima detik lebih lama, daripada harus opname di rumah sakit atau keluar jutaan buat ganti v-belt dan pulley.
“Yang penting tenang. Jangan panik. Kalau kamu panik, motor ikut panik,” tutup sang instruktur.
Aman Itu Gaya, Bukan Pelan
Motor matic itu bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga soal kontrol. Semakin tenang dan sabar kamu di atas motor, semakin awet juga mesinnya.
Jadi mulai sekarang, latih tangan, tenangkan pikiran, dan jaga refleks kamu. Karena di dunia matic, rem salah bisa bikin motor rusak, tapi panik bisa bikin nyawa melayang.***