otomotif

Tekanan Ban Sering Turun? Ini Penyebab dan Cara Ngakalinnya Biar Nggak Boros

Senin, 27 Oktober 2025 | 11:30 WIB
Ilustrasi Ban (Sumber Foto: planetban.com)
 
RBG.ID - Tekanan angin pada ban motor yang sering berkurang tanpa sebab jelas memang bisa bikin pengendara bingung.
 
Padahal tekanan ban yang ideal sangat berpengaruh terhadap kenyamanan, efisiensi bahan bakar, hingga keselamatan berkendara.
 
Tekanan angin yang kurang dapat membuat motor terasa berat, cepat aus, bahkan berisiko tergelincir di jalan basah.
 
Mengetahui penyebab dan cara mengatasinya bisa membantu Anda menghemat waktu, tenaga, dan tentunya biaya perawatan.
 
Baca Juga: Motor Matic Brebet Saat Digas? Ini Penyebab yang Jarang Disadari
 
Pori Mikro pada Ban
 
Secara alami, ban memiliki pori-pori mikroskopis yang memungkinkan udara keluar perlahan.
 
Dalam kondisi normal sekalipun, tekanan ban bisa turun sekitar 1 psi setiap bulan tanpa adanya kebocoran.
 
Untuk mengurangi risiko ini, disarankan menggunakan angin nitrogen karena molekulnya lebih besar sehingga lebih sulit keluar dari pori ban.
 
Selain itu, nitrogen lebih stabil terhadap perubahan suhu, menjaga tekanan tetap konstan lebih lama.
 
Baca Juga: Qubika Boutique Hotel, Staycation Estetik Ala Kontainer di Gading Serpong
 
Lakukan pengecekan tekanan ban setidaknya sebulan sekali agar kondisinya selalu optimal.
 
Pentil Longgar atau Rusak
 
Kebocoran halus juga bisa terjadi dari bagian pentil.
Karet perapat yang getas, ulir longgar, atau karat pada bagian dalam pentil dapat menjadi jalan keluarnya udara.
 
Sebaiknya ganti pentil setiap kali mengganti ban, atau minimal satu tahun sekali.
 
Jangan lupa pasang tutup pentil, karena selain mencegah kebocoran, komponen kecil ini juga melindungi pentil dari debu dan air yang dapat menimbulkan karat.
 
Baca Juga: Musim Hujan Datang! 5 Komponen Motor Ini Diam-Diam Cepat Rusak Kalau Nggak Kamu Rawat
 
Bibir Pelek Kotor atau Peyang
 
Tekanan ban yang terus berkurang bisa juga disebabkan oleh bibir pelek yang kotor atau tidak rata.
 
Kotoran atau karat di antara pelek dan ban dapat menyebabkan celah kecil yang menjadi jalur keluarnya udara.
 
Andy Nuryadi, teknisi dari Banzai Rims di Jakarta Timur, menjelaskan bahwa hal ini sering tidak disadari karena kebocorannya sangat halus.
 
Saat melakukan penggantian ban, pastikan bagian pelek dibersihkan dengan benar dan dicek apakah ada bagian yang peyang atau retak halus.
 
Baca Juga: DPRD Kota Bekasi Sahkan APBD Perubahan 2025, Dorong Pencairan Tunjangan untuk 8.000 PPPK
 
Kondisi Ban Sudah Aus
 
Ban yang sudah aus atau retak di bagian dindingnya juga dapat menjadi penyebab tekanan angin cepat berkurang.
 
Lapisan karet yang menipis membuat udara lebih mudah keluar melalui celah kecil.
 
Selain membuat ban boros angin, kondisi ini juga berbahaya karena daya cengkeram ban berkurang terutama di jalan basah.
 
Jika telapak ban sudah mulai halus atau muncul retakan, sebaiknya segera lakukan penggantian.
 
Baca Juga: Harga Mulai Rp100 Jutaan, Ini Deretan Mobil Listrik Bekas Jarak Tempuh Diatas 300 Km Paling Layak Dibeli
 
Tekanan Tidak Sesuai Rekomendasi
 
Menjaga tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan sangat penting.
Tekanan yang terlalu rendah membuat ban cepat panas dan aus di sisi luar, sedangkan tekanan berlebih dapat mengurangi traksi dan membuat aus di bagian tengah.
 
Cek tekanan ideal yang tertera pada stiker di lengan ayun atau dek motor, umumnya di kisaran 29 psi untuk ban depan dan 33 psi untuk ban belakang pada motor matic 125 cc.
 
Gunakan alat ukur tekanan (pressure gauge) agar hasilnya akurat.
 
Perawatan sederhana seperti memeriksa tekanan ban secara rutin, mengganti pentil saat aus, dan menjaga kebersihan pelek bisa membuat ban lebih awet serta berkendara jadi lebih aman.
 
Tekanan ban yang stabil bukan hanya membuat motor lebih irit, tapi juga menjaga performanya tetap maksimal di setiap perjalanan.***

Tags

Terkini