Mobil Baru atau Bekas di 2025? Ini Plus Minus yang Wajib Diketahui Sebelum Memilih

RBG.id — Di tengah geliat industri otomotif Indonesia tahun 2025, masyarakat kini dihadapkan pada dua pilihan, antara membeli mobil baru dengan teknologi terkini, atau memilih mobil bekas yang lebih ramah di kantong.

Keduanya menawarkan keuntungan dan risiko masing-masing, bergantung pada kebutuhan, tujuan, dan kemampuan finansial pembeli.

Tingginya peluncuran model baru oleh berbagai produsen membuat pasar otomotif semakin hidup.

Namun, di sisi lain, permintaan mobil bekas juga meningkat tajam, didorong oleh masyarakat yang mencari kendaraan berkualitas dengan harga lebih terjangkau.

Baca Juga: Ini Deretan Merek Mobil Paling Laris di Indonesia Tahun 2025, Mobil Listrik Termasuk?

Harga dan Biaya Awal

Secara umum, mobil baru memiliki harga lebih tinggi karena disertai biaya tambahan seperti pajak, administrasi, dan asuransi penuh.

Sebagai imbalannya, pembeli mendapat jaminan garansi resmi, kondisi kendaraan yang sepenuhnya baru, serta rasa aman dari risiko kerusakan tersembunyi.

Sebaliknya, mobil bekas bisa lebih murah hingga 30–50% dibandingkan model baru dengan spesifikasi sejenis.

Opsi ini ideal bagi konsumen yang ingin kendaraan fungsional tanpa menguras tabungan.

Meski begitu, calon pembeli perlu lebih cermat memeriksa kondisi mesin, riwayat servis, serta keaslian dokumen kendaraan agar terhindar dari masalah di kemudian hari.

Baca Juga: BYD Bikin Tesla Ketar-ketir! Dua Mobil Listrik Asal Pabrikan Tiongkok Ini Laris Manis di Pasaran

Nilai Penyusutan (Depresiasi)

Kelemahan utama mobil baru adalah penurunan nilai yang cepat. Dalam setahun pertama, harga mobil baru dapat turun sekitar 20%, dan mencapai hingga 50% setelah lima tahun penggunaan.