Dengan data banjir sebanyak 1.083 kali peristiwa, dan tanah longsor 483 kejadian.
Kemudian disusul bencana karhutla sebanyak 239 kejadian, gempabumi dan gunungapi 21, gelombang pasang atau abrasi 21 dan kekeringan 4 kejadian.
Suharyanto juga menjelaskan bahwa sepekan terakhir, atau tepatnya sejak 3 sampai 9 Oktober 2022, Sudah terjadi 66 peristiwa bencana hidrometeorologi basah, yaitu 35 kejadian banjir, 16 tanah longsor dan 15 cuaca ekstrem.
Dengan total 9 korban jiwa meninggal dunia, 1 hilang dan 151.156 warga terdampak.
Oleh sebab itu, Suharyanto mengingatkan kepada pemerintah daerah agar menerbitkan status tanggap darurat apabila terjadi bencana.
Dengan status tanggap darurat akan memberi informasi pada stakeholder untuk memberikan bantuan dan meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun kerugian materi dan penghidupan lainnya.
Penulis : Daniel Christian (mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta)