”Ini merupakan pertama dalam sejarah pendidikan di Indonesia, D-2 fast track di-combine dengan SMK,” ujarnya setelah menyerahkan SK prodi D-2 jalur cepat tahun 2022 di Jakarta kemarin (25/5). Dia menjelaskan, program itu memungkinkan lulusan SMK yang sekolahnya bermitra dengan politeknik yang membuka program D-2 jalur cepat untuk langsung melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
Istimewanya lagi, kuliah dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. Sebab, diterapkan sistem rekognisi pembelajaran lampau (RPL) seperti yang ada dalam program Merdeka Belajar. Artinya, masa studi siswa selama di SMK dapat diakui sebagai kredit perkuliahan, yakni 18 SKS.
Penerapan RPL itu dilakukan dengan penuh persiapan. Sejak kelas satu, siswa-siswa SMK yang bermitra dengan prodi D-2 diajar tiga jenis guru. Yakni, guru SMK, dosen politeknik, serta praktisi atau expert dari dunia usaha dan industri. Karena itu, nanti mata pelajaran yang sudah diberikan saat SMK tidak diajarkan kembali di perguruan tinggi.
”Secara total, masa perkuliahan pada program D-2 jalur cepat ditempuh selama tiga semester. Dua semester full magang di industri,” ungkapnya.
Dengan konsep pendidikan seperti itu, dia meyakini lulusan D-2 jalur cepat lebih kompeten dan berfokus pada keterampilan tertentu. ”Karena satu tahun full itu kerja magang. Biasanya kan kalau magang dapat uang saku,” kata Wikan.(jp)